2.500 Calon Haji Indonesia akan Melaksanakan Sunah Tarwiyah, Pemerintah Minta Jaga Keselamatan
Calon Jemaah Haji (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari 2.500 calon haji dari Indonesia berencana melaksanakan sunah tarwiyah pada 8 Dzulhijjah, sebelum puncak pelaksanaan ibadah haji 1443 Hijriah. Karena bukan ibadah wajib, pemerintah tidak memfasilitasi tapi juga tidak melarang.

"Saat ini baru terdaftar 2.536 jamaah yang akan ikut tarwiyah," kata Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Daerah Kerja Mekkah Ansor di Mekkah, Arab Saudi.

Pada masa ini, sebagian jamaah haji mengikuti sunah tersebut dengan berangkat dari penginapan menuju ke Mina pada 7 Dzulhijjah kemudian berdiam di Mina pada 8 Dzulhijjah dan melanjutkan perjalanan menuju ke Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Namun, sunah tarwiyah tidak tidak termasuk rukun dan wajib haji. Ansor mengatakan bahwa pemerintah tidak melarang jamaah haji melaksanakan sunah tarwiyah, tapi juga tidak memberikan fasilitasi.

Anggota jamaah Indonesia yang hendak melaksanakan sunah tarwiyah diwajibkan membuat pernyataan berkenaan dengan penanggungjawab keselamatan mereka.

"Mereka diminta membuat pernyataan, surat pernyataan tarwiyah. Untuk memudahkan mereka dapat mengisi google form, ditandatangani yang bersangkutan, ada juga surat dalam bentuk fisik bermaterai," kata Ansor.

Meski tidak memfasilitasi jamaah melaksanakan sunah tarwiyah, pemerintah akan menempatkan beberapa petugas untuk memantau kondisi jamaah yang melaksanakan amalan tersebut.

Dia mengatakan bahwa pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2019, saat Indonesia mendapat kuota haji penuh untuk sekitar 218 ribu orang, hingga menjelang Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) ada 6.000 anggota jamaah yang terdata hendak melaksanakan sunah tarwiyah.

"Karena (kuota haji tahun ini) persentasenya hanya 46 persen, ini sudah mendekati puncak, kita pikir mungkin di bawah 4.000 (yang tahun ini melaksanakan ibadah sunah tarwiyah)," kata Ansor dikutip dari ANTARA, Sabtu, 2 Juli.

Pada masa Rasulullah SAW, jamaah haji mengisi perbekalan air di Mina pada Hari Tarwiyah, tanggal 8 Dzulhijjah, untuk melakukan perjalanan menuju ke tempat wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah.