Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 7.766 personel gabungan dari TNI, Polri, dan Pemerintah Daerah (Pemda) dikerahkan untuk mengawal aksi demonstrasi di Jakarta. Ada dua aksi unjuk rasa yang berlangsung hari ini.

Aksi demonstrasi pertama dilakukan sejumlah elemen buruh di sekitar Istana Negara. Mereka menuNtut pemerintah untuk membatalkan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja. 

Aksi kedua dilakukan sejumlah organisasi Islam di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis. Mereka mengecam pernyataan Presiden Prancis yang dianggap sudah menghina Nabi Muhammad SAW.

"7.766 personel diturunkan keseluruhan di dua titik dan penggal-penggal jalan pengalihan arus kalau dibutuhkan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Senin, 2 November.

Ribuan personel gabungan itu bukanlah jumlah seluruhnya. Sebab masih ada ribuan personel lainnya yang dicadangkan.

Personel cadangan ini disiagakan di dua lokasi. Mereka baru akan dikerahkan jika situasi dan kondisi dianggap tak lagi terkendali.

"Ada 8.000 kita cadangkan baik itu yang ada di Polda Metro Jaya maupun di Tugu Monas itu personel gabungan TNI-Polri dan pemerintah daerah. Nanti kita lihat kekuatan yang turun dari teman-teman unjuk rasa, kalau perlu personel cadangan diturunkan," kata Yusri.

Aksi demonstrasi di Kedubes Prancis dilakukan oleh sejumlah elemen organisasi Islam. Aksi ini betujuan untuk mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Sebab, Macron dianggap sudah menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Penghinaan itu dikarenakan Macron sudah menghina Islam dan membela penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang kontroversi.

Kemudian, unjuk rasa di dekat Istana Negara dilakukan sejumlah elemen buruh. Mereka menolak pengesahan UU Cipta Kerja dan upah minimum 2021.