Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar para petugas pertanian dan pemerintah daerah dapat berhati-hati agar sapi-sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) tak dapat dikirim ke daerah lain sebagai hewan kurban.

"Kepada para petugas diperhatikan, jangan sampai di musim kurban ini ada sapi yang berpenyakit kemudian dilakukan distribusi ke daerah lain," kata Wapres usai berdialog dengan anggota Kelompok Tani Ternak (KTT) Reyan Baru, kecamatan Gerung, kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Antara, Kamis, 30 Juni.

Di KTT Reyan Baru, ada 327 sapi yang terjangkit PMK, namun seluruhnya dinyatakan sudah sembuh.

"Dari penjelasan yang saya dapat, sapi di sini sekitar 327 sapi ternyata kena semua, 100 persen kena PMK, dan setelah itu ada usaha dari para peternak dan para pengurus dibantu Kementerian Pertanian untuk upaya mengobati penyakit PMK itu selama 14 hari ternyata sekarang 100 persen sembuh semua. Alhamdulillah berkat usaha dan kegigihan para peternak," ucap Wapres.

Wapres meminta agar sapi yang terjangkit PMK tidak bisa didistribusikan ke daerah lain sebagai hewan kurban.

"Ini ada aturan untuk hewan yang boleh dikurbankan. Kalau di daerah itu tidak ada sapi yang bisa dijadikan kurban bisa menggunakan hewan lain, kambing misalnya atau domba, pokoknya yang sehat, kita harapkan begitu. Saya terima kasih kepada para petugas semua yang sigap menangani PMK ini," ujar Wapres.

Wapres menyebut pemerintah merasa prihatin dengan adanya wabah PMK di sejumlah daerah.

"Pemerintah mengambil langkah pertama vaksinasi di berbagai daerah untuk mencegah terjangkitnya penyakit PMK. Jadi sapi-sapi yang sehat divaksin supaya ada kekebalan dan yang kena seperti Kampung Reyan Baru terus dilakukan pengobatan intensif, itu yang sudah dilakukan pemerintah," kata Wapres.

Sebagai informasi, perkembangan PMK per 28 Juni 2022 nasional, sebanyak 221 kabupaten/kota di 19 provinsi telah terindikasi terdapat ternak yang terjangkit PMK, dengan ternak dalam kondisi sakit sebanyak 283.606 ekor, ternak sembuh 91.555 ekor, dilakukan pemotongan bersyarat 2.689 ekor dan yang mati 1.701 ekor.

Provinsi NTB merupakan wilayah yang terjangkit PMK nomor dua setelah Provinsi Jawa Timur dimana ternak yang terjangkit PMK 115.478 ekor dan tingkat kesembuhan 21.096 ekor atau 18,2 persen. Namun, NTB memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, dimana ternak terjangkit PMK sebesar 45.738 ekor dan tingkat kesembuhan 24.284 ekor atau 53 persen. Untuk Kabupaten Lombok Barat sendiri, data per 28 Juni 2022 menyebutkan jumlah binatang ternak yang terkena PMK sebanyak 12.593 ekor, dan tingkat kesembuhan mencapai 6.441 ekor.

Terkait vaksin untuk mencegah PMK, telah tiba di Provinsi NTB sebanyak 2.400 dosis yang selanjutnya akan didistribusikan di kabupaten-kabupaten yang ternaknya paling banyak terkena PMK, yaitu kabupaten di Pulau Lombok.

Hadir dalam peninjauan tersebut, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, Kepala Dinas (Kadis) Peternakan provinsi NTB Aulia, dan Kadis Pertanian Lombok Barat Lalu Winengan.