Banjir Melanda Cilacap, Genangan Mencapai 40 Centimeter
Perahu karet evakuasi warga terdampak banjir di Desa CIkedondong, Cilacap, Minggu 26 Juni malam. (ANTARA/HO-Kecamatan Bantarsari)

Bagikan:

CILACAP - Bencana banjir menggenangi sejumlah desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, akibat hujan lebat yang terjadi sejak Minggu 26 Juni siang, hingga malam hari.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun dari grup WhatsApp Siaga Bencana Cilacap milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Senin 27 Juni pagi, bencana banjir tersebut menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Sidareja, Bantarsari, dan Jeruklegi.

Saat dihubungi melalui saluran telepon, Camat Sidareja Martono mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Sidareja dan sekitarnya pada hari Minggu 26 Juni, pukul 13.30-17.00 WIB, mengakibatkan sejumlah sungai meluap ke permukiman dan jalan raya.

"Banyaknya sampah yang tersangkut di pilar jembatan mengakibatkan arus air terhambat hingga akhirnya meluap," katanya,dikutip dari Antara.

Menurut dia, luapan air Sungai Cidurian di Desa Tinggarjaya sempat menggenangi ruas Jalan Raya Sidareja-Cipari sepanjang kurang lebih 4 kilometer dengan tinggi genangan berkisar 30-40 centimeter, sehingga arus lalu lintas mengalami hambatan.

Sementara luapan Sungai Cikalong dan Sungai Citengah menggenangi Jalan Puteran yang berada di belakang Puskesmas Sidareja dengan kedalaman 5-20 centimeter, Jalan Panembahan Cisagu Desa Sidareja berkisar 5-20 centimeter.

Selanjutnya, Jalan Bhayangkara Desa Sidareja berkisar 5-40 centimeter, Jalan Batukurung Desa Gunungreja berkisar 5-30 centimeter, serta Jalan Kauman yang merupakan perbatasan Desa Sidareja dan Desa Gunungreja berkisar 5-30 centimeter.

"Alhamdulillah hingga pagi ini, genangan di sebagian wilayah sudah surut. Wilayah yang masih tergenang, yakni belakang Puskesmas Sidareja dan permukiman sebelah barat Alun-Alun Sidareja," kata Martono.

Kendati demikian, dia mengatakan bencana banjir yang terjadi pada sejak Minggu 26 Juni malam tersebut tidak mengakibatkan pengungsian warga.

Sementara itu, Camat Bantarsari Hari Winarno mengatakan hujan lebat yang terjadi pada hari Minggu 26 Juni, pukul 13.00-20.00 WIB, mengakibatkan Sungai Cihaur (hulu Sungai Cimeneng, red.) meluap sehingga menggenangi Desa Cikedondong dengan tinggi genangan air berkisar 40-150 centimeter dan berdampak terhadap 186 keluarga terdiri atas 698 jiwa.

"Jumlah pengungsi sekitar 400-500 jiwa. Kami agak kesulitan mendata jumlah pengungsi karena semalam aliran listrik padam," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan informasi dari Tim Siaga Bencana Kecamatan Bantarsari yang berada di lokasi, genangan banjir di Desa Cikendondong pada Senin 27 Juni pagi, sudah surut dan warga setempat mulai membersihkan rumah masing-masing.

Kendati demikian, pihaknya khawatir dengan surutnya genangan air di Desa Cikedondong berdampak terhadap sejumlah desa di wilayah bawah terutama Desa Bantarsari dan Rawajaya.

Oleh karena itu, kata dia, warga setempat mulai siaga terhadap bencana banjir sejak terjadi hujan lebat pada hari Minggu 26 Juni.

"Berdasarkan laporan yang kami terima pagi ini, air sudah mulai menggenangi Dusun Cikerang RW 11, Desa Bantarsari, dengan tinggi genangan sekitar 25-30 centimeter. Wilayah tersebut ada 11 RT yang terendam," tuturnya.

Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih melakukan identifikasi dan asesmen terhadap bencana banjir yang melanda wilayah Kecamatan Bantarsari.

Sementara bencana banjir di Kecamatan Jeruklegi dilaporkan menggenangi permukiman warga di Desa Citepus dan Prapagan.

Terkait dengan bencana banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wijonardi mengatakan pihaknya hingga saat ini masih melakukan asesmen.

"Nanti setelah selesai asesmen, kami akan segera informasikan," tandasnya.