Punya 44 Unit, Menkes Minta Jepang Bantu Operator Indonesia Rawat Mesin Pendingin Vaksin
Menkes Budi Gunadi Sadikin (tengah) didampingi Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasuki Kenji (kanan) dan Deputy Representative Operations UNICEF Indonesia Ismail Kamil di JICT Tanjung Priok, Jakut, Minggu 26 Juni.(ANTARA-Andi Firdaus).

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta bantuan Pemerintah Jepang untuk meningkatkan kompetensi operator dalam merawat refrigerator atau mesin pendingin vaksin di Indonesia.

"Jika berkenan, dapat membantu Indonesia melakukan audiensi secara reguler, bagaimana menjaga kualitas operasi rantai dingin di seluruh wilayah Indonesia. Itu akan sangat-sangat membantu," ujar Menkes saat berpidato dalam acara serah terima bantuan mesin pendingin vaksin dari Pemerintah Jepang di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut), Minggu 26 Juni.

Budi mengapresiasi kebijakan Pemerintah Jepang yang telah mendistribusikan hampir 7 juta dosis vaksin untuk membantu percepatan Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

"Saya melihat, bahwa inilah cara komunitas internasional harus bekerja sama. Pandemi adalah masalah yang terlalu besar untuk diselesaikan sendiri, perlu bekerja sama," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Budi menceritakan kemampuan operator di Indonesia dalam mengelola pasokan rantai dingin vaksin yang masih sangat rendah. Dalam kunjungannya ke sejumlah daerah untuk meninjau operasional ruang penyimpanan vaksin, dua dari empat mesin pendingin yang tersedia, ditemukan tidak berfungsi.

"Kemampuan kami dalam menjaga kualitas dan operasional mesin masih rendah. Saya merasa sangat sedih jika memiliki refrigerator besar untuk cold chain box, tetapi tidak berfungsi," ujarnya.

Budi menyebutkan, masa pakai mesin pendingin umumnya berkisar tiga hingga empat tahun, sehingga diperlukan anggaran yang cukup untuk memastikan agar mesin tetap terawat untuk jangka waktu panjang.

Menkes mengatakan, masyarakat Jepang sangat telaten dalam merawat serta menjaga barang yang mereka miliki.

"Saya pernah di salah satu unit kerja waktu berada di Jepang. Betapa senangnya melihat warga Jepang, mereka menjaga apa yang dimiliki dengan sangat baik," kata Budi yang pernah bekerja sebagai Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang (1988–1994).

Menurut Budi, ketersediaan logistik berupa fasilitas penyimpanan vaksin berkontribusi sebesar 15 persen untuk persiapan negara dalam memenangkan peperangan menghadapi pandemi.

Mesin pendingin yang dimiliki Indonesia saat ini berkisar 44 unit jenis ultra cold storage, yang merupakan transaksi pembelian dari UNICEF melalui Fasilitas COVAX. Alat tersebut saat ini telah disebar ke 34 provinsi di Indonesia dan tersedia di PT Bio Farma Bandung, Jawa Barat.

"Jadi saya berharap bantuannya, dapatkah Jepang membantu memperkuat sistem pertahanan kesehatan di Indonesia agar ketika ada perang (pandemi) lagi, Indonesia berpeluang 50 persen untuk memenangkan perang di pandemi berikutnya," tandasnya.