Pengajuan Anggaran Pertahanan Amerika Serikat Pecah Rekor, Tembus Rp12 Kuadriliun: Belanja Rudal, Jet Tempur hingga Bantu Ukraina
Ilustrasi militer Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/DVIDSHUB)

Bagikan:

JAKARTA - Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada Hari Rabu mendukung proposal untuk meningkatkan pengeluaran Departemen Pertahanan, sebesar 37 miliar dolar AS atau sekitar Rp548.750.700.000.000.

Angka tersebut di atas rekor sebelumnya yang tercatat sekitar 773 miliar dolar AS atau setara Rp11.464.440.300.000.000 yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden. Pemungutan suara membuka jalan bagi anggaran Pentagon setidaknya 810 miliar dolar AS atau sekitar Rp12.013.191.000.000.000 tahun depan.

Sebelumnya, Komite Angkatan Bersenjata Senat telah mendukung peningkatan 45 miliar dolar AS atau sekitar Rp667.399.500.000.000 dalam versi RUU tersebut. Kedua kamar Kongres AS (Senat dan DPR) akan memutuskan tingkat tertinggi, ketika mereka bertemu dalam konferensi tentang RUU pada tanggal yang belum diputuskan.

Pemungutan suara yang mendukung amandemen 37 miliar dolar AS untuk Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional tahunan (NDAA) adalah 42-17, karena lebih dari selusin politisi Partai Republik bergabung dengan Partai Demokrat untuk mendukung pengeluaran yang lebih tinggi, melansir Reuters 23 Juni.

Amandemen tersebut termasuk 2,5 miliar dolar AS untuk membantu membayar biaya bahan bakar yang lebih tinggi, 550 juta dolar AS untuk Ukraina, pendanaan untuk lima kapal, delapan jet tempur F-18 Super Hornet buatan Boeing, lima pesawat C-130 Hercules buatan Lockheed Martin dan sekitar 1 miliar dolar AS untuk empat unit rudal Patriot.

Presiden Biden mengajukan rekor anggaran pertahanan nasional masa damai sebesar 813 miliar dolar AS atau sekitar Rp12.057.684.300.000.000, 773 miliar dolar di antaranya untuk Pentagon. Sekitar 40 miliar dolar AS anggaran pertahanan nasional Presiden Biden disisihkan untuk program terkait keamanan nasional lainnya di Biro Investigasi Federal, Departemen Energi, dan lembaga lainnya.

Anggaran Biden meminta kenaikan gaji 4,6% untuk pasukan dan anggaran penelitian dan pengembangan terbesar dalam sejarah, karena agresi Rusia di Ukraina memacu tuntutan untuk pengeluaran militer lebih banyak.

Tahun lalu, NDAA mengesahkan 778 miliar dolar AS dalam pengeluaran pertahanan, lebih besar 25 miliar dolar AS dari yang diajukan oleh Presiden Biden.