Menelaah Reaksi Berbeda Anies dan Ganjar Soal Namanya Masuk Bursa Capres NasDem
Anies Baswedan/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masuk dalam bursa calon presiden (capres) yang bakal diusung Partai Nasdem di Pilpres 2024.

Namun, kedua kepala daerah ini memiliki reaksi berbeda saat diminta tanggapan soal nama mereka yang menjadi bakal capres idola mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem se-Indonesia.

Anies, saat merespons, menyampaikan terima kasih kepada NasDem. Bagi tokoh politik nonpartai ini, hal tersebut merupakan suatu kehormatan yang patut diapresiasi.

"Ini adalah sebuah kehormatan, jadi saya ingin sampaikan apresiasi, terima kasih dan respect kepada DPW NasDem yang mengusulkan dan juga DPP Partai NasDem kami sampaikan rasa hormat apresiasi dan respect pada Ketua Umum Pak Surya Paloh dan seluruh jajaran," ujar Anies usai penutupan Piala Gubernur DKI di Pancoran, Jakarta, Sabtu, 18 Juni.

Anies mengatakan, NasDem telah memulai sebuah terobosan baru yaitu memberikan ruang kepada pimpinan wilayah untuk ikut menentukan dan mengusulkan nama calon presiden. Namun, Anies enggan menyebut secara gamblang apakah dirinya bersedia dicalonkan sebagai capres dari Partai NasDem sebelum masa jabatannya di DKI selesai.

"Saya saat ini masih menuntaskan tugas di Jakarta sampai dengan bulan Oktober, jadi tentu saja fokus kami akan terus pada memastikan semua rencana di Jakarta bisa berjalan dengan baik. Ini komitmen utamanya," ungkap dia.

Sementara, Ganjar lebih menjaga sikapnya saat ditanya mengenai namanya masuk dalam bursa capres yang bakal diusung NasDem.

Saat diminta tanggapan, Ganjar menegaskan komitmennya sebagai kader PDIP. Meskipun nantinya ada partai lain yang akan mengusungnya, dia tak akan bergeming.

"Saya terima kasih mendapatkan kehormatan itu tapi saya PDI Perjuangan. Apa lamaran-lamaran? emangnya mau nikah. Partainya PDI Perjuangan, markasnya PDI Perjuangan," tegas Ganjar saat ditemui di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis, 16 Juni.

Melihat perbedaan reaksi Anies dan Ganjar, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menganggap memang semestinya Anies dan Ganjar memiliki reaksi berbeda. Anies semringah saat menanggapi lantaran dirinya tidak memiliki beban terikat dengan partai manapun.

"Anies, ketika menerima pencapresan dari NasDem, tentu dia akan menerima dengan senang hati lantaran enggak ada beban itu. Belum lagi, Anies namanya juga tertinggi, yang dipilih 32 DPW, dibanding Ganjar yang hanya 29 DPW. Posisi di atas Ganjar membuat Anies semringah dan percaya diri bahwa kader NasDem di tingkat provinsi memang mendukung dia dibanding bakal capres lainnya," kata Ujang kepada VOI pada Senin, 20 Juni.

Sementara itu, Ganjar tidak bisa seleluasa Anies. Ujang bilang, Ganjar menyadari dirinya masih terikat sebagai kader PDIP. Jika Ganjar tidak hati-hati dalam bereaksi, dia bisa membuat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan DPP PDIP geram dan bisa diberi sanksi tidak patuh pada partai.

"Kenapa Ganjar tidak semringah saat namanya masuk bursa capres Nasdem? Karena dia terikat dengan PDIP. Suka tidak suka, mau tidak mau, Ganjar harus bersikap seperti itu. Kalau Ganjar langsung mengiyakan, dia pasti bakal dibredel dan dimusuhi oleh PDIP," jelas Ujang.