Bagikan:

JAKARTA - Panel DPR Amerika Serikat yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021 di Gedung Kongres AS, Washington D.C akan memberikan bukti minggu ini, bahwa mantan Presiden Donald Trump terlibat dalam upaya yang gagal, untuk mengajukan daftar pemilih palsu untuk membatalkan hasil Pmilihan 2020, seorang anggota parlemen utama mengatakan pada Hari Minggu.

"Kami akan menunjukkan bukti keterlibatan presiden (Trump) dalam skema ini," kata anggota Kongres Demokrat Adam Schiff, anggota Komite Pemilihan DPR, di "State of the Union" CNN, melansir Reuters 20 Juni.

"Kami juga akan kembali menunjukkan bukti tentang apa yang dipikirkan oleh pengacaranya sendiri tentang skema ini, dan kami akan menunjukkan pejabat negara yang berani yang berdiri dan mengatakan, mereka tidak akan setuju dengan rencana ini untuk memanggil legislatif kembali ke sesi atau membatalkan sertifikasi hasil untuk Joe Biden," paparnya.

Komentar Schiff muncul ketika komite yang dipimpin Demokrat bersiap untuk mengadakan dengar pendapat publik keempat pada Hari Selasa, tentang penyelidikan mereka terhadap serangan 6 Januari 2021, dan peran Trump dalam mencoba menghalangi Kongres untuk mengesahkan kemenangan pemilihan Joe Biden.

Bukti terhadap Trump berpotensi menjadi sangat penting, dalam penyelidikan kriminal yang sedang berlangsung oleh Departemen Kehakiman (DOJ) ke dalam dugaan plot pemilih palsu.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN awal tahun ini, Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco mengkonfirmasi, departemen tersebut telah menerima rujukan tentang daftar pemilih palsu alternatif yang dikirim ke Arsip Nasional, mengatakan jaksa sedang meninjaunya.

Pada Bulan Maret, kelompok pengawas nirlaba American Oversight menerbitkan salinan daftar pemilih palsu, yang telah dikumpulkan oleh kelompok pendukung Trump di Arizona, Georgia, Michigan, New Mexico, Nevada, Pennsylvania dan Wisconsin.

Sejak itu, DOJ telah mengadakan dewan juri untuk memanggil saksi dan dokumen sebagai bagian dari penyelidikan, beberapa media melaporkan.

Sementara itu, Jamie Raskin, anggota panel Demokrat lainnya, mengatakan dalam "Meet the Press" NBC pada Hari Minggu, informasi dan tip baru terus masuk.

"Masih ada orang yang menyerahkan informasi ke panitia. Kami tahu hal-hal akhir pekan ini yang tidak kami ketahui akhir pekan lalu," ujarnya.

Pekan lalu, DOJ memperbarui permintaan agar Komite Pemilihan DPR menyerahkan transkrip wawancaranya dengan para saksi, mengatakan dalam sebuah surat bahwa transkrip tersebut mungkin relevan dengan investigasi dan penuntutan kriminal yang sedang berlangsung.

Kegagalan komite untuk menyerahkan mereka "memperumit kemampuan departemen untuk menyelidiki dan menuntut mereka yang terlibat dalam tindakan kriminal," bunyi surat itu.

Ditanya tentang surat itu pada Hari Minggu, Schiff mengatakan biasanya dua cabang pemerintahan yang terpisah tidak mengizinkan satu sama lain untuk 'mencuri' file satu sama lain.

Namun, dia menambahkan: "Ketika Departemen Kehakiman meminta hal-hal khusus, kami bekerja dengan mereka dan kami akan bekerja dengan mereka di sini."

Terpisah, Donald Trump terus menjajakan klaim palsu bahwa pemilihan 2020 dicuri. Pada Hari Jumat, Trump mengecam mantan Wakil Presiden Mike Pence, dengan mengatakan dia "tidak memiliki keberanian untuk bertindak" dan menolak hasil pemilu 2020.

Pada Hari Minggu, Adam Kinzinger, salah satu dari dua anggota Partai Republik yang bertugas di komite, mengatakan menerima ancaman pembunuhan yang ditujukan padanya, istrinya dan bayi mereka.

"Ancaman yang masuk ini, dikirim ke rumah saya," ungkapnya di acara ABC "This week."

"Kami mendapatkannya beberapa hari yang lalu dan mengancam akan mengeksekusi saya serta istri dan anak saya yang berusia lima bulan. Tidak pernah melihat atau mendengar hal seperti itu," tambahnya.