Doni Monardo Sebut Kasus COVID-19 Kerap Meningkat Saat Libur Panjang
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Doni Monardo (Foto: Dok BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut kasus positif COVID-19 kerap meningkat di saat libur panjang. Peningkatan kasus COVID-19 saat hari libur menurutnya pernah terjadi saat Idulfitri dan Iduladha.

Menurut dia, meski menjelang libur Idulfitri Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan agar masyarakat tak berpergian ke kampung halaman menjalankan tradisi mudik namun nyatanya masyarakat masih melakukannya.

"Pak Presiden jauh sebelum Idulfitri itu berulang kali memimpin rapat. Akhirnya, keputusan pemerintah adalah tidak ada mudik atau tidak ada kembali ke kampung. Tapi setelah cuti lebaran berakhir, kita lihat ada peningkatan kasus tetapi jumlahnya tidak signifikan," kata Doni dalam konferensi yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Selasa, 27 Oktober.

Begitu juga saat Iduladha. Kepala Badan Penanganan Bencana Nasional (BNPB) ini mengatakan, angka kasus juga kembali meningkat namun tak signifikan.

Namun, kejadian berbeda justru terjadi saat libur panjang yang terjadi pada 23 hingga 26 Agustus lalu. Dari data yang dimilikinya, Doni menyebut pada 1 September terjadi peningkatan kasus hampir di seluruh kota besar di Indonesia. 

Akibatnya, banyak rumah sakit yang tingkat keterpakaiannya melebihi angka 80 persen termasuk di Jakarta. Angka ini bahkan melebihi angka standar WHO terkait keterpakaian tempat tidur yaitu 60.

"Hampir semua kota besar di Indonesia, bahkan di Jakarta mengalami peningkatan luar biasa. Sehingga kamar-kamar ICU di RS COVID itu mencapai dan tembus di angka 83 persen," tegasnya.

Selain itu, akibat peningkatan kasus yang masif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bahkan sampai kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat untuk mencegah penyebaran COVID-19 di tengah masyarakat.

Sehingga, Doni berharap kejadian yang dia sebutkan di atas bisa menjadi cambuk bagi masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Tak hanya itu, tiap pemimpin di daerah harus terus mengingatkan masyarakat.

"Setiap masyarakat, pemimpin di daerah baik tingkat provinsi maupun kota hingga kelurahan desa, dibantu oleh teman-teman TNI, Polri, relawan, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK, dan karang taruna tidak boleh bosan mengingatkan masyarakat patuh protokol kesehatan," ujarnya.

"Selain itu, cuaca kurang begitu menguntungkan. Oleh karena itu, kita harus mengantisipasi dan jangan sampai selama libur panjang terjadi, cuaca ekstrim malah menimbulkan masalah keamanan dan keselamatan bagi kita selama liburan," pungkasnya.