Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menyoroti ketidakhadiran Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam reshuffle kabinet yang digelar pada Rabu 15 Juni.

Dia pun mempertanyakan unggah-ungguh Presiden Joko Widodo yang tak mengikutsertakan wakilnya di pelantikan menteri baru Kabinet Indonesia Maju.

Meski Wapres diketahui tengah berada di Jambi, namun menurut Mardani, suasana pelantikan akan terlihat indah ketika Ma'ruf tetap dihubungi secara virtual.

Apalagi sedikit banyak Kiai Ma'ruf berperan terhadap kenangan Jokowi di Pemilu 2019 lalu.

"Kalau perlu ada video call untuk kita menghargai wapres, unggah-ungguhnya kita menghargai beliau orang tua karena Pak Wapres kan betul-betul bekerja keras juga untuk kemenangan Pak Jokowi," ujar Mardani saat acara diskusi yang digelar di Jakarta, Sabtu, 18 Juni.

Mardani memahami bahwa perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Dia berharap, perombakan tersebut dapat dirasakan dalam dua pekan ke depan.

Misalnya, harga bahan pokok mengalami penurunan dan mafia tanah bisa diberantas. Jika masih tetap sama, maka yang diganti bukan menteri lagi Namum presidennya.

"Kalau secara fakta yang terjadi harga tidak turun, urusan mafia tanah tidak selesai, cuma gonta-ganti orang sehingga nantinya akan terjadi seperti permainan bola pemain yang ganti, bukan pelatihnya," jelasnya.

Mardani menilai, usai perombakan kabinet ini presiden harus menunjukkan kualitas manajemen memimpin yang baik. Dia berharap presiden bisa tegas dalam mengakhiri isu penundaan Pemilu 2024 dan isu perpanjangan jabatan menjadi tiga periode.

"Tinggal beliau betul-betul memberikan warisan Indonesia yang lebih makmur, lebih adil, lebih damai dan lebih demokratis," pungkasnya.