Danny Pomanto Ingatkan Warga Jangan Salah Coblos: Anak Lorong Penentu Masa Depan Makassar
Calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto (Instagram dpramdhanpomanto)

Bagikan:

MAKASSAR - M Ramdhan ‘Danny; Pomanto disambut meriah oleh warga lorong Kelurahan Tamparang, Makassar saat menuju titik kampanye dialogis.

Antusias warga yang meneriakkan jargon Adama terus terdengar sampai Danny Pomanto tiba di kediaman H. Zulkifli Krg.Tinggi, tokoh masyarakat setempat.

Seperti biasa, Danny Pomanto dalam setiap kampanye Pilkada Makassar didamping kader partai pengusung dan pendukung. Danny Pomanto di hadapan warga menyebut lorong merupakan sendi kehidupan dari sebuah kota. Dari dalam lorong, sambung Danny Pomanto segala sesuatu akan terbentuk apa yang disaksikan oleh masyarakat luar lorong.

"Lorong itu sendi kehidupan Kota, bagaimana membentuk karakter kota maka tentu kita harus bangun dari dalam lorong, program-program berbasis lorong, fasilitas kepentingan umum di dalam lorong, bahkan program pendidikan bagi anak-anak lorong harus hadir, untuk itu Danny-Fatma hadir bukan untuk menawarkan janji tapi kami datang untuk menyajikan program, " kata Danny Pomanto dalam keterangan tertulis, Selasa 27 Oktober.

Dia menjanjilan lorong akan dikelola dengan baik. Tentu bukan hanya kepentingan warga lorong, tapi program yang akan memicu perputaran ekonomi dengan program wisata lorong.

"Lanjutkan, kita bangun kembali ekonomi kreatif lorong dengan melibatkan RT/RW dan para ibu-ibu serta akan kita bangkitkan semangat UMKM dalam lorong lewat Wisata Lorong. Jadi kita buat orang luar masuk ke dalam lorong, artinya uang dari luar akan masuk ke dalam lorong, banyak hal yang bisa kita perbuat dalam lorong demi untuk kesejahteraan warga bukan hanya dalam lorong tapi dampaknya akan dirasakan oleh orang di luar lorong, " kata DP.

"Kalau ekononi warga lorong baik, maka pengusaha dan perputaran ekonomi di luar lorong speednya akan semakin laju. Anak Lorong memang orang biasa tapi bisa membuat Kota menjadi Luar biasa, kenapa, karena ada masa depan yang terpikirkan di dalam lorong. Janganki salah memilih pemimpin, 5 menit salah coblos bisa jadi 5 tahun kita akan sengsara, " tutur Danny Pomanto.