Tebet Eco Park di Masa Depan Versi Anies: Zona Emisi Rendah, Kendaraan Pengunjung Dilarang Masuk
Kawasan Tebet Eco Park (Foto via Facebook Anies Baswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan rencana pembenahan kawasan Tebet Eco Park yang kini menuai masalah kesemrawutan hingga menimbulkan protes dari warga sekitar.

Saat ini, Tebet Eco Park ditutup sampai akhir Juni untuk melakukan pembenahan fasilitas. Ketika dibuka kembali, Anies menyatakan Tebet Eco Park akan ditetapkan sebagai zona emisi rendah seperti kawasan Kota Tua. Kendaraan pengunjung dilarang memasuki kawasan tersebut.

"Wilayah sekitar Tebet Eco Park akan dijadikan Zona Emisi Rendah, di mana pada akhir pekan seluruh kendaraan bermotor dibatasi masuk kecuali bagi penghuni," kata Anies dalam akun Instagram aniesbaswedan, Kamis, 16 Juni.

Selain itu, Anies juga akan membatasi jumlah pengunjung dan membenahi kondisi lingkungan Tebet Eco Park.

"Jumlah pengunjung, utamanya di akhir pekan, akan dibatasi sesuai kapasitas taman. Ketertiban dan kebersihan lingkungan akan dijaga secara ketat," ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Sementara itu, Anies pun meminta masyarakat untuk menikmati taman-taman lain yang tersebar di Jakarta, termasuk kawasan Monumen Nasional yang juga dibuka seiring PPKM level 1 di Jakarta.

"Ada begitu banyak ruang publik dan ruang terbuka hijau yang bisa dijelajahi dan dinikmati warga Jakarta, dan semuanya kini telah dibuka. Selamat menjelajahi dan menikmati taman-taman di ibu kota. Tetap jaga prokes, kebersihan dan ketertiban bersama," tutur dia.

Masalah kesemrawutan Tebet Eco Park muncul lantaran membeludaknya pengunjung, disertai dengan maraknya parkir liar serta PKL tanpa izin, menuai protes dari warga sekitar.

Membeludaknya pengunjung menyebabkan kepadatan lalu lintas di jalan sekitar Tebet Eco Park, yang sejatinya hanya memiliki lebar masing-masing satu ruas kendaraan pada jalur kiri dan kanan.

Tingginya antusias pengunjung ini pun dimanfaatkan oleh tukang parkir liar yang mengganggu badan jalan hingga trotoar hingga PKL yang berjualan tanpa izin di sekitar Tebet Eco Park dan kawasan perumahan.

Kemacetan dan sampah menjadi tak terhindarkan. Warga yang bertempat tinggal di sekitar Tebet Eco Park sampai mengaku frustasi menghadapi kesemrawutan ini.

Anies pun mengaku, sejak Tebet Eco Park diresmikan pada dua bulan lalu, warga Jakarta hingga luar daerah berbondong-bondong untuk menikmati ruang terbuka hijau tersebut.

"Berbagai segmen usia dan ekonomi bergantian menjelajah taman dan memanfaatkan berbagai fiturnya. Tentu kami di Pemprov DKI senang melihat antusiasme warga dalam memanfaatkan fasilitas yang sudah dibangun," ungkapnya.

Namun, ternyata jumlah warga yang datang ke Tebet Eco Park sedemikian tinggi hingga taman dan wilayah sekitarnya menjadi amat padat. Di luar prediksi, pengunjung yang datang bisa mencapai enam kali lipat dari kapasitas.

"Taman yang dirancang berkapasitas 8-10 ribu, pernah kedatangan 60 ribu warga dalam satu hari di akhir pekan. Kesempatan menikmati taman menjadi sangat berkurang karena kepadatan yang ekstrem," ucap Anies.