Bagikan:

JAKARTA - Belasan ribu ekor domba tidak berhasil diselamatkan, saat sebuah kapal pengangkut ternak tenggelam di pelabuhan, menyebabkan kerugian hingga Rp 54 miliar.

Beruntung, seluruh awak kapal tersebut berhasil diselamatkan dalam peristiwa yang terjadi di Pelabuhan Laut Merah Suakin, Sudan pada Hari Minggu waktu setempat.

Semula, kapal angkut yang tenggelam itu dikatakan hendak mengekspor hewan-hewan tersebut dari Sudan ke Arab Saudi.

"Kapal Badr 1, tenggelam pada dini Hari Minggu pagi. Kapal itu membawa 15.800 domba," kata seorang pejabat senior pelabuhan Sudan, yang berbicara tanpa menyebut nama, melansir The Guardian 13 Juni.

Pejabat lain, yang mengatakan semua kru diselamatkan, menyuarakan keprihatinan atas dampak ekonomi dan lingkungan dari kecelakaan itu.

"Kapal yang tenggelam akan mempengaruhi operasional pelabuhan. Kemungkinan besar juga akan berdampak pada lingkungan karena banyaknya hewan yang dibawa oleh kapal tersebut mati," katanya.

Sementara itu, Omar al-Khalifa, kepala asosiasi eksportir nasional, mengatakan kapal membutuhkan waktu beberapa jam untuk tenggelam di dermaga,sebuah jendela yang menunjukkan bahwa kapal itu bisa diselamatkan.

Nilai total ternak yang hilang sekitar 14 juta riyal Arab Saudi atau sekitar Rp54.659.869.768, kata Saleh Selim, kepala divisi peternakan asosiasi, yang menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Dia mengatakan, pemilik ternak hanya menemukan sekitar 700 domba, "tetapi mereka ditemukan sangat sakit dan kami tidak berharap mereka hidup lama." Dia juga membenarkan domba-domba itu dimuat ke kapal di pelabuhan Suakin.

Sebelumnya, pelabuhan tersebut sudah menjalani penyelidikan untuk menentukan penyebab kebakaran besar bulan lalu di area kargo, yang berlangsung berjam-jam dan menyebabkan kerusakan berat.

Kota pelabuhan bersejarah Suakin tidak lagi menjadi pusat perdagangan luar negeri utama Sudan, peran yang telah diambil oleh Port Sudan, yang terletak 60km jauhnya di sepanjang pantai Laut Merah.

Ada langkah untuk membangun kembali pelabuhan Suakin, tetapi kesepakatan 2017 dengan Turki untuk memulihkan bangunan bersejarah dan memperluas dermaga ditangguhkan, setelah penggulingan presiden lama Omar al-Bashir.

Diketahui, Sudan tetap dicengkeram oleh krisis ekonomi kronis, yang semakin dalam setelah kudeta militer tahun lalu yang dipimpin oleh panglima militer Abdel Fattah al-Burhan.

Pengambilalihan militer memicu tindakan hukuman, termasuk pemotongan bantuan oleh pemerintah barat, yang menuntut pemulihan pemerintahan transisi yang dipasang setelah Bashir digulingkan.