Ancang-ancang Pemerintah Evaluasi Aturan Bermasker Imbas  Ditemukannya Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali
Mural bergambar warga taat prokes memakai masker di tembok wilayah Jalan Wonokromo, Surabaya, pada Maret 2020. (Antara-Moch A)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengungkapkan, pelonggaran memakai masker di luar ruangan terbuka akan dievaluasi apabila ada peningkatan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

"Tentu saja kita tidak ingin lonjakan kasus lagi. Prokes adalah kewajiban kita, juga bagi mereka yang sakit dan ada komorbid diwajibkan masker," ucap Syahril dalam konferensi pers secara, Jumat 10 Juni.

Dia meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat seiring dengan munculnya subvarian Omicron baru tersebut.

Ia menyampaikan, di Indonesia terdapat empat pasien yang terpapar subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Syahril mengungkapkan, pasien itu yakni satu WNI terpapar subvarian BA.4 dan tiga WNA subvarian BA.5. WNA itu merupakan delegasi dari Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali.

Ia menyampaikan kondisi klinis pasien yang terpapar subvarian baru Omicron itu, yakni tiga pasien tidak bergejala dan satu pasien WNA mengalami gejala ringan, yakni sakit tenggorokan dan tubuh pegal-pegal.

Meski transmisi penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih cepat, berdasarkan laporan Antara, Syahril menyebutkan tidak ada indikasi tingkat keparahannya lebih tinggi dari subvarian Omicron sebelumnya.

"Jadi tidak perlu panik, gejala ringan dan kita bisa isolasi mandiri," imbuhnya.

Kendati demikian, ia mengingatkan, dua subvarian itu memiliki penurunan kemampuan terhadap terapi antibodi monoklonal serta mampu untuk menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang baik dari vaksinasi atau kekebalan secara alamiah.

"Yang mungkin perlu kita waspadai yaitu immune escape, artinya dia menghindar dari imunitas seseorang," paparnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, disiplin protokol kesehatan tetap harus dilakukan mengingat keempat pasien itu sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

"Mereka rata-rata sudah divaksinasi, bahkan sudah ada yang empat kali vaksinasi," tandasnya.