JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap agama Islam memiliki peran penting serta menjadi solusi dalam mengatasi tantangan dan dinamika krisis global karena selalu relevan dengan situasi dan kondisi apa pun.
"Islam, sebagai ajaran universal dan selalu relevan dengan situasi dan kondisi apa pun dan di mana pun, diharapkan bisa menjadi solusi dalam mengatasi berbagai tantangan dan dinamika dari krisis-krisis global," kata Wapres saat membuka Konferensi Internasional Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda melalui konferensi video dari Jakarta dilansir Antara, Rabu, 8 Juni.
Dalam acara yang mengusung tema "Peran dan Tantangan Agama dalam Merespons Krisis Global" tersebut, Wapres menjelaskan para ulama telah merumuskan bahwa tujuan syariat Islam adalah untuk kemaslahatan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Para ulama menetapkan prinsip-prinsip yang membawa kemaslahatan, yaitu menjaga agama, menjaga keselamatan jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta.
Bahkan, tambah Ma'ruf, masih ada dua prinsip lagi yang termasuk dalam tujuan syariat Islam perlu ditambahkan, yaitu menjaga keamanan dan kedamaian serta menjaga lingkungan dari ancaman kerusakan lingkungan global.
"Kedua hal ini sangat erat hubungannya dengan terbangunnya kemaslahatan umat manusia secara global," katanya.
BACA JUGA:
Wapres menegaskan Islam ahlusunnah wal jama’ah, yang dianut Nahdlatul Ulama (NU), selain memegang teguh prinsip-prinsip tujuan syariat Islam tersebut juga mendasarkan pemikirannya pada asas moderat, adil, seimbang, dan toleran.
Sehingga, katanya, hal itu diyakini mampu memberikan jalan keluar atas berbagai masalah dan tantangan global yang dihadapi umat manusia saat ini.
"Nahdlatul Ulama dalam berbagai situasi yang bersifat nasional sering kali melakukan penyelesaian masalah-masalah kebangsaan menggunakan solusi-solusi keagamaan untuk menjadi solusi kebangsaan," papar Ma’ruf.
Wapres mencontohkan, ketika terjadi pertentangan antara paham keagamaan dan kebangsaan, NU dapat mengkompromikan di antara kedua masalah tersebut dengan sangat baik dan menempatkan masing-masing secara lebih proporsional tentang kerukunan agama dan kebangsaan, sehingga tidak terjadi benturan.
"Begitu juga ketika terjadi pertentangan mengenai keabsahan kepemimpinan nasional pada masa Presiden Soekarno. Antara yang mengesahkan dan tidak mengesahkan, NU mengambil inisiatif memosisikan Presiden Soekarno sebagai Presiden yang sah dan memosisikannya sebagai pemegang kekuasaan yang sah karena didukung oleh kekuasaan, walaupun dalam keadaan darurat," ujarnya.
Karena itu, Wapres mengharapkan generasi muda NU, khususnya para akademisi yang tergabung dalam PCINU Belanda, untuk terus menggali dan mengeksplorasi dasar-dasar pemikiran NU sebagai solusi keagamaan untuk mengatasi keadaan krisis global.