Sudah 2 Kali Kafe Wow Kesandung Kasus LGBT, Pengelola: Ada Oknum yang Ingin Merusak Bisnis
Kafe Wow Pancoran, Jakarta Selatan/ Foto; Jehan/ VOI

Bagikan:

JAKARTA - Pengelola Kafe Wow, Pancoran, Jakarta Selatan angkat bicara soal adanya dugaan aksi asusila sesama jenis atau LGBT di tempatnya. Menurutnya, ini sebuah konten yang menggiring masyarakat untuk menduga bahwa kafenya merupakan tempat LGBT. Ia menegaskan ini fitnah dan merusak reputasi bisnisnya.

"Kami meyakini bahwa video yang diedarkan tersebut adalah kerjaan oknum yang ingin merusak reputasi bisnis kami," kata Andri melalui pesan singkat, Selasa, 7 Juni.

Ia pun memastikan bahwa Kafe Wow tak akan menolerir bila ada pengunjung yang melanggar etika hingga norma sosial. Apalagi, kata Andri, jadi tempat kaum gay.

"Jangankan pasangan gay, bila ada pengunjung yang melanggar norma etika, sosial, dan hukum, pasti crew kami bakal menegurnya, apalagi ini pasangan homo yang memperlihatkan secara terbuka," katanya.

Andri menuturkan bahwa kejadian ini telah dilaporkan ke aparat kepolisian dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikannya kepada aparat kepolisian. Soal video yang membuat, ia pelaku yang sama dengan tahun 2021.

Andri pun berharap aparat bisa tegas menindak dan menemukan dalang pembuat dan pengedar video tersebut. Ia juga menerangkan pihaknya bahkan mengecek CCTV dan mendapati bahwa pembuatan video tersebut berlangsung begitu singkat.

"Itu yang aneh, dugaan kami ini sengaja dibuat dan diviralkan," tutupnya.

Perlu diketahui, sebelumnya aksi yang serupa juga terjadi di Kafe Wow, Pancoran, Jakarta Selatan. Sebuah video yang memperlihatkan kelompok LGBT viral di media sosial Instagram pada Senin, 6 Desember, lalu.

Dari rekaman video itu, terlihat sekelompok remaja lelaki memakai tank top dan miniset melakukan antraksi tarian gemulai layaknya seorang perempuan. Aksi mereka ditonton oleh puluhan pengunjung kafe yang berkerubung dan menyorakinya.

Video ini viral di media sosial dan mendapat banyak kecaman dari masyarakat karena tindakan para remaja tersebut dianggap sebagai pesta LGBT.