Awalnya 12 Ekor Sapi Terpapar Penyakit Kuku dan Mulut di Padang, Lalu Menular Jadi 32 Ekor
ILUSTRASI ANTARA

Bagikan:

PADANG - Pemerintah Kota Padang tengah menangani intensif 32 sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku berlokasi di salah satu kandang di Kecamatan Lubuk Begalung.

"Saat ini dari 32 sapi yang sedang ditangani, sudah diberikan vitamin, kondisinya kian membaik dan terus berada dalam pengawasan," kata Kepala Dinas Pertanian Padang Syahrial Kamat dikutip Antara, Rabu, 25 Mei.

Kronologis terpaparnya 32 ekor sapi di Lubuk Begalung tersebut berawal dari didatangkannya satu ekor sapi dari pasar ternak Muara Panas Kabupaten Solok dan tiga ekor dari Medan.

"Ternyata sapi yang didatangkan dari luar tersebut setelah diperiksa hasil labor positif mengidap penyakit mulut dan kuku dan menularkan kepada sapi lain yang berada di area kandang yang sama," kata dia.

Menurut dia pada awalnya 12 ekor yang terpapar dan akhirnya menulari sapi di area tersebut sehingga total menjadi 32 ekor.

Saat ini kondisi sapi tersebut sudah terus membaik dan yang kondisinya parah dilakukan isolasi.

"Jika memang berdasarkan pantauan kondisi sapinya memburuk akan dilakukan pemotongan paksa," kata dia.

Butuh waktu sekitar empat sampai enam bulan untuk proses penyembuhan sapi tersebut sehingga betul-betul pulih.

Syahrial menjelaskan penyakit mulut dan kuku pada hewan sejarahnya berawal saat zaman penjajahan Belanda saat itu masuk sapi dari Belanda bertujuan menambah populasi ternak di Tanah Air khususnya sapi perah untuk memenuhi kebutuhan susu.

Ternyata sapi yang dibawa di Belanda masuk dan terus dilakukan penanganan hingga berakhir pada 1983.

Lalu pada 2022 kembali muncul merebak di Jawa Timur, Aceh dan Sumatera Utara.

Penyakit ini cepat menyebar lewat udara dan kontak langsung termasuk lewat makanan dan minuman.

"Awalnya di Padang tidak ada, tapi karena ada sapi dari luar masuk akhirnya ada yang terpapar," kata dia.

Ciri-ciri sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku ada lecet dan memar di area mulut dan kuku, suhu tubuh tinggi, hewan malas bergerak, malas makan dan akhirnya karena sudah drop bisa menimbulkan kematian.

Untuk mengantisipasi lebih lanjut pihaknya memperketat dan melakukan pengawasan sapi yang masuk ke Kota Padang.

"Termasuk melakukan sosialisasi kepada pedagang untuk mengenali gejala sapi yang terkena penyakit kuku dan mulut," ujarnya.