Bagikan:

JAKARTA - Perseteruan pengendara Pajero, William Yani, dan sopir Yaris, Yohanes Aditya Sutanto, yang sempat viral di media sosial berakhir. Keduanya sepakat menyelesaikan masalah dengan cara damai.

Namun, di balik perdamaian itu ada proses yang cukup panjang. Mulai dari laporan polisi hingga aksi doxing netizen.

Arogansi Sopir Pajero

Perseteruan kedua pengemudi ini bermula saat Yohanes berkendara di sekitar Gerbang Tol (GT) Tomang, Jakarta Barat, pada Minggu, 22 Mei.

Saat itu, dia sedang menunggu antrean pintu tol. Tiba-tiba ada mobil Pajero menyalip antreannya.

Yohanes pun marah dan singkat cerita dia menegur si pengendara Pajero tersebut. Pengendara itu tak lain adalah William.

Tetapi, saat itu William tak terima ditegur. Sehingga, dia turun dari mobilnya dan menghampiri Yohanes.

Hingga akhirnya, perdebatan antar keduanya pun terjadi. Bahkan, tensi perdebatan seolah sangat tinggi. William memang kerah baju Yohanes seolah akan terjadi baku hantam.

Tak lama kemudian William memutuskan meninggalkan Yohanes. Bahkan, sebelumnya dia sempat menampar Yohanes.

Lapor Polisi

Yohanes yang tak terima dengan perlakuan itu memutuskan membawa persoalan tersebut ke ramah hukum. Dia pun melaporkan William ke Polda Metro Jaya

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan pun membenarkan soal adanya pelaporan dari Yohanes. Pelaporan itu telah teregistrasi dengan nomor LP/B/2478/V/2022/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 22 Mei 2022.

"Untuk kasus mobil Pajero, korbannya sudah buat laporan ke Polda Metro," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan kepada wartawan, Senin, 23 Mei.

Dalam pelaporan itu, William diduga melakukan penganiayaan yang diatur dalam Pasal 352 KUHP.

Berdamai

Namun, tak lama setelah polisi memberikan pernyataan soal adanya laporan, Wiliam Yani dan Yohanes Aditya Sutanto justru berdamai. Bahkan, kasus penganiayaan yang sempat dilaporkan ke Polda Metro Jaya resmi dicabut.

"Seluruh masalahnya sudah kami selesaikan benar-benar secara damai dan sudah baikan," ujar Yohanes.

Kesepakatan damai antara kedua pihak setelah Polda Metro Jaya mempertemukan keduanya. Wiliam sebagai terlapor pun meminta maaf atas aksi arogannya di Gerbang Tol (GT) Tomang.

Usai sepakat berdamai, Yohanes yang sempat melaporkan aksi penganiayaan ringan itupun memutuskan mencabut laporannya. Sehingga, permasalahan antar keduanya resmi selesai.

"Saat ini sudah mencabut laporan," kata Yohanes.

Pada kesempatan yang sama, William menyebut perseteruan dengan Yohanes hanya karena salah paham. Dengan alasan itulah langkah perdamaian dilakukan sebagai bentuk penyelesaian.

"Salah paham, enggak ada niat kejahatan atau apa pun," kata William.

Doxing Netizen

Selain menyatakan sudah ada perdamaian, William Yani juga mengaku sempat menjadi korban doxing dari warganet buntut viralnya perseteruan tersebut. Bentuk doxing yang diterima mulai dari hinaan hingga informasi pribadinya yang ditelusuri.

"Banyak (doxing dari netizen, red), kemarin dari awal mula viral saya sudah dikejar habis-habisan, sampai dikata-katain," ujar William

Tak hanya cacian, warganet juga sempat mengorek informasi pribadinya. Bahkan, hingga mengarah kepada keluarganya.

Hal itu, kata William, sangat mengganggunya. Alasannya, tentu karena menyasar orang-orang terdekatnya.

"Keluarga sempat dicari cari sama netizen, terus keluarga juga dicari profesi orang tua apa, perusahaan saya bekerja di bidang apa," ungkapnya.

Tetapi, William memutuskan untuk tak menanggapi semua pernyataan warganet yang ditujukan kepadanya. Sebab, dia diminta tenang oleh pengacaranya agar permasalahan tak semakin panjang.

"Saya bilang ke kuasa hukum, katanya udahlah kita diemin aja, mau gimana, saya juga salah, tapi saya gak sangka bakal sampe digituin," kata William.