Walau Pernah Berselisih Paham, Akbar Tanjung Sangat Kehilangan Fahmi Idris
Suasana di rumah duka kediaman Fahmi Idris, Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA – Wafatnya tokoh senior Golkar Fahmi Idris, membuat Akbar Tanjung berduka. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar ini merasa sangat kehilangan sosok Fahmi Idris sebagai teman seperjuangan.

"Saya Kehilangan tokoh hebat, kami berjuang bersama-sama sejak jadi mahasiswa," kata Akbar di rumah duka Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan, Minggu, 22 Mei.

Akbar mengisahkan perjuangan bersama dimulai sejak menjadi aktivis mahasiswa di zaman orde lama. Kala itu mereka tergabung dalam kesatuan aksi mahasiswa Indonesia (KAMI) yang mendesak pemerintah untuk melaksanakan tiga tuntutan rakyat (Tritura) pada tahun 1966.

Kata Akbar perjuangan pun dilanjutkan hingga ke partai politik dan pemerintahan di orde baru dan reformasi. Walaupun kata dia, terkadang perbedaan pendapat dan pandangan selalu terjadi. "Tetapi itu tidak menghilangkan kesetiakawanan kami," katanya seperti dikutip Antara.

Akbar mengaku ikhlas atas kepergian almarhum dan memaafkan jika ada hubungan yang kurang tepat satu sama lain. Dia juga mendoakan almarhum Fahmi Idris agar diampuni segala dosa-dosanya dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Almarhum Fahmi Idris dimakamkan di Flat 048 blok A1 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu.

Sebelum dibawa ke TPU Tanah Kusir, jenazah Fahmi Idris disemayamkan di rumah duka Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan.

Sejumlah tokoh politik hadir di rumah duka yakni Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung dan Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel.

Profesor Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB. Almarhum merupakan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia Ke-20 era Presiden BJ Habibie. Selanjutnya Menteri Perindustrian Indonesia Ke-22 pada Kabinet Indonesia Bersatu (2004) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).