JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengatakan alokasi pengecatan (waterproofing) atap Gedung Nusantara sebesar Rp4,5 miliar karena sudah banyak yang rusak.
"Sebenarnya bukan pengecatan, yang lebih pas adalah waterproofing. Kami pernah melakukannya terhadap dom di Gedung Nusantara terakhir pada tahun 2015," kata Indra di gedung DPR dilansir Antara, Selasa, 17 Mei.
Indra menjelaskan gedung Nusantara merupakan bangunan warisan budaya yang harus ada perawatan karena saat ini banyak bagiannya yang sudah menggelembung sehingga mengelupas.
Selain itu, menurut dia, strukturnya banyak yang retak dan banyak bagiannya yang terdapat jamur, termasuk dalam struktur beton.
Karena itu, pihaknya melakukan kembali waterproofing untuk persiapan acara kenegaraan pada tanggal 16 Agustus, kemudian pada tanggal 5—6 Oktober ada pertemuan P-20 yang dihadiri 20 kepala parlemen anggota G20 plus undangan 20 kepala parlemen dunia.
BACA JUGA:
Ia menjelaskan atap yang perlu waterproofing seluas 5.208 meter yang seluruhnya adalah atap beton dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan mengacu pada sertifikat environmentally property coating.
Menurut dia, ada beberapa langkah sebelum dalam waterproofing, seperti pengupasan lapisan yang banyak titik-titik gelembung dan retakan yang kondisinya sudah terjadi kebocoran di beberapa titik.
"Setelah itu, perbaikan atap beton dengan menelusuri kembali retakan-retakan pada bagian permukaan atap beton dan perbaikan secara menyeluruh pada bagian yang rusak," katanya.
Pada tahap selanjutnya pelapisan waterproofing kedap air. Pada saat ini, lanjut dia, Setjen DPR dalam tahap pemilihan penyedia jasa waterproofing melalui lelang umum per tanggal 17 Mei dilaksanakan penjelasan dokumen.