Sebanyak 169 Sapi di Bangka Suspek Penyakit Mulut dan Kuku, Tersebar di 3 Kecamatan
Petugas memeriksa kesehatan hewan sebelum disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) Lambaro, Aceh Besar, Aceh. (Foto: Antara)

Bagikan:

BANGKA - Dinas Pangan dan Pertanian (Dinpanpertan) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat sebanyak 169 ekor sapi diketahui suspek penyakit mulut dan kuku.

Sub Koordinator Kesehatan Hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka Eka Irawati mengatakan, 169 sapi yang diketahui suspek penyakit mulut dan kuku berdasarkan uji sampel darah pada 10 ekor sapi bergejala.

"Selain sampel darah dari sapi bergejala, dilakukan juga pengujian sampel pengerokan lidah dan ingus pada dua ekor sapi," kata Eka dilansir dari Antara, Minggu 15 Mei.

Menurutnya, ratusan sapi suspek PMK tersebut didatangkan oleh pengumpul dari luar pulau Bangka Belitung melalui jalur angkutan kapal penyeberangan pada Selasa 26 April. 

Sapi suspek penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Bangka tersebar di Kecamatan Sungailiat, Pemali, Merawan.

"Sementara sapi hasil budi daya peternak diketahui sampai saat ini tidak ditemukan yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku," ujarnya.

Eka mengatakan, penyakit mulut dan kuku ini relatif mudah menyebar ke hewan ternak lain seperti domba hingga babi atau hewan yang berkuku genap.

Hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku, kata Eka, dapat mengakibatkan kematian.

Kendati demikian, daging hewan suspek penyakit mulut dan kuku tidak membahayakan bagi manusia jika di masak dengan matang.

"Ciri umum hewan yang tergejala penyakit mulut dan kuku dilihat dari kondisi fisik kuku hewan yang pecah-pecah, lidah sariawan yang berdampak pada penurunan nafsu makan hewan itu," jelasnya.

Masyarakat diminta tidak memasukkan dan mengeluarkan hewan dari Kabupaten Bangka.

Hal itu guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan sejenis di wilayah suspek.

"Penanganan pencegahan yang kami lakukan dengan pemberian obat pada hewan agar tidak meluas penyebaran virus karena sampai saat sekarang belum ditemukan obat bagi hewan terinfeksi PMK," jelasnya.

Menurutnya, pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku selain memberikan obat penambah nafsu makan dan pemberian vaksin pada hewan.

"Untuk vaksin hewan sudah kami usulkan ke pusat kesehatan hewan dengan harapan segera dapat didistribusikan sesuai kebutuhan," kata Eka.