Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose menyatakan,  temuan kokain seberat 179 kilogram di perairan Selat Sunda Bakauheni-Merak merupakan modus baru. Saat ini BNN sedang mempelajari kasus ini bersama pihak berkepentingan di sejumlah negara Amerika Selatan sebagai negara asal narkotika itu.

"Ini adalah modus baru. Kita masih pelajari dan saya juga akan mengembangkannya, bekerja sama dengan Amerika Selatan termasuk dari Argentina, Panama, Ekuador, juga tempat-tempat lain di Amerika Selatan," kata Petrus saat ditemui usai acara Paskah sekaligus Halal Bihalal di Balai Besar Rehabilitasi BNN di Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Antara, Kamis, 12 Mei.

Petrus menyampaikan sebelum ada temuan oleh TNI AL, BNN telah mulai membangun hubungan dengan sejumlah pihak di Amerika Selatan mengenai peredaran kokain melalui Deputi Penindakan BNN.

Kokain, kata Petrus, merupakan narkotika asal Amerika Selatan sehingga komunikasi dengan pemerintah dan aparat di sana juga perlu dilakukan.

Dia menerangkan dalam penemuan empat benda ilegal terbungkus plastik berisi 179 kilogram kokain yang dirilis TNI AL di Koarmada 1, Jakarta, Senin lalu, investigasinya akan dilaksanakan secara ilmiah untuk membuktikan asalnya.

Aparat sampai saat ini belum mendapatkan saksi atau kurir atas temuan barang terlarang itu. "Kalau kokain, itu pasti berasal dari Amerika Selatan, tapi itu harus dibuktikan dari hasil investigasi secara saintifik," katanya.

Petrus menyampaikan barang bukti tersebut akan diserahkan pihak TNI AL kepada BNN untuk kepentingan penelitian kokain itu di laboratorium.

"Mudah-mudahan dengan teknik-teknik investigasi lain kita bisa lihat dan kita bisa antisipasi," katanya.

Menurutnya, temuan kokain itu merupakan tanda bahwa dunia sudah terbuka dan bukan hanya sabu yang menyebar pasarnya ke Indonesia. BNN yang akan bekerja sama dengan Polri, TNI, dan Bea Cukai akan mencegah peredaran narkotika.