Sempat Disetop Akibat Cuaca Buruk, Aktivitas Kapal Merak-Bakauheni Diminta Waspadai Gelombang Tinggi
Truk yang akan menyeberang ke Sumatera terparkir di Dermaga 2 menunggu masuk kapal ferri di Pelabuhan Merak, Banten, Minggu 17 Mei 2020. (Antara-Fathulrahman)

Bagikan:

BANTEN - Layanan kapal feri penyeberangan Bakauheni-Merak kembali normal setelah sempat terhenti tadi malam akibat cuaca buruk. Namun, transportasi laut Banten menuju Lampung itu tetap diminta waspada mengingat potensi gelombang tinggi belum juga melandai.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi (BMKG) melaporkan, potensi gelombang tinggi masih mengancam aktivitas kapal feri rute Bakauheni-Merak yang melalui perairan Selat Sunda bagian utara.

"Kami memprakirakan tinggi gelombang berkisar antara 1,25 hingga 2,50 meter," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tarjono dalam keterangannya di Serang, Banten, Jumat 23 Desember, disitat Antara.

Peringatan kewaspadaan gelombang tinggi di perairan Selat Sunda bagian utara itu berlaku pada hari ini, Jumat, 23 Desember 2022. Ketinggian gelombang laut berkisar antara 1,25 meter sampai 2,50 meter.

Meski masuk kategori gelombang tinggi dengan batas sedang, Tarjono meminta pelaku pelayaran penyeberangan Merak-Bakauheni waspada.

Sebelumnya, pada Kamis 22 Desember malam, penyeberangan Merak-Bakauheni sempat dihentikan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).

Cuaca buruk dan angin kencang yang terjadi di Pelabuhan Merak cukup mengganggu dan membahayakan kapal untuk proses bongkar muat. Namun demikian, situasi di Pelabuhan Bakauheni tidak terlalu ekstrem dibandingkan Merak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, terkait cuaca dan gelombang tinggi, mengatakan penghentian penyeberangan itu hanya bersifat situasional.

"Kami sudah memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem menjelang tahun baru 2023," kata Tarjono.

Sementara itu, ketinggian gelombang Perairan Selat Sunda bagian selatan Banten dan Samudera Hindia berkisar 2,50-4,00 meter.

Gelombang Selat Sunda bagian selatan dan Samudera Hindia masuk kategori tinggi mulai dari Pantai Carita Kabupaten Pandeglang hingga Pantai Sawarna, Kabupaten Lebak.

"Kami minta pelaku pelayaran, nelayan dan wisatawan agar waspada tinggi gelombang di Selat Sunda bagian selatan dan Samudera Hindia guna menghindari kecelakaan laut," tandasnya.