JAKARTA - Polisi federal Brasil mengatakan pada Jumat pihaknya masih menyelidiki dugaan pemerkosaan dan kematian seorang gadis Yanomami berusia 12 tahun oleh para penambang emas ilegal, tapi meragukan kebenaran tuduhan itu.
Petugas polisi yang memimpin penyelidikan itu, Daniel Ramos, mengatakan kepada wartawan bahwa wawancara dengan anggota masyarakat desa Aracaa di negara bagian utara Roraima menghasilkan informasi yang kontradiktif, menimbulkan keraguan tentang kasus tersebut.
"Sifat pengaduan tidak sesuai dengan fakta konkret dan nyata," kata Ramos pada konferensi pers di ibu kota negara bagian Boa Vista dikutip dari Antara, Sabtu.
Laporan pemerkosaan dan kematian yang dibuat minggu lalu oleh dewan kesehatan Yanomami Condisi, yang mengatakan penambang telah menculik gadis itu, diikuti oleh laporan bahwa desa itu dibakar habis dan penduduknya telah lenyap.
Ramos mengatakan warga Yanomami telah pindah ke desa lain. Perwakilan penduduk asli mengatakan penduduk desa itu melarikan diri ke hutan untuk menjauh dari penambang emas setelah gadis itu meninggal.
Orang-orang Yanomami tinggal di sebelah perbatasan dengan Venezuela di cagar alam terbesar Brasil yang telah diserang oleh ribuan penambang yang mencari emas secara ilegal, menyebabkan pencemaran sungai, insiden penembakan, dan pelanggaran lainnya.
Usaha besar-besaran penambangan telah membawa penyakit, kekerasan dan pelanggaran berat hak asasi manusia pada orang-orang Yanomami, menurut sebuah studi baru-baru ini yang menyalahkan harga emas yang tinggi dan dukungan diam-diam dari pemerintah.
BACA JUGA:
Perburuan emas di tanah Yanomami yang dilindungi telah meningkat di bawah Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang mendukung undang-undang untuk mengizinkan pertanian komersial, penambangan, dan eksplorasi minyak di cagar alam penduduk asli.
Polisi Federal mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ketika sedang menyelidiki kematian remaja Yanomami, pihaknya menghancurkan infrastruktur pendukung penambang emas di dekatnya, termasuk pembakaran 17.000 liter bahan bakar.
Tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Di Brasilia, aktivis hak asasi manusia berkumpul di luar badan urusan adat pemerintah Funai untuk memprotes kurangnya perlindungan negara bagi orang-orang Yanomami.
Organisasi pelindung adat utama Brazil, APIB, mengajukan gugatan pada Kamis di hadapan Mahkamah Agung yang meminta tindakan pemerintah untuk melindungi Yanomami dari para penambang emas.
Jaksa yang menangani kasus itu tidak menjawab permintaan untuk berkomentar.