Bagikan:

JAKARTA - Penjaga hutan menembak mati seekor buaya sepanjang 4,2 meter di Australia utara setelah buaya tersebut menerkam seorang remaja perempuan berusia 12 tahun saat berenang hingga tewas.

Kematian gadis tersebut merupakan serangan buaya fatal pertama di Northern Territory sejak tahun 2018.

Serangan tersebut menghidupkan kembali perdebatan mengenai apakah lebih banyak tindakan yang harus dilakukan untuk mengekang populasi buaya di Northern Territory, di mana spesies yang dilindungi ini semakin merambah populasi manusia.

Penjaga hutan telah berusaha menjebak atau menembak buaya tersebut sejak gadis itu diserang pekan lalu di Mango Creek dekat Palumpa.

Mereka menembak buaya pada hari Minggu setelah mendapat izin dari pemilik tanah adat di wilayah tersebut. Buaya air asin dianggap sebagai totem oleh banyak penduduk asli Australia.

Polisi mengatakan analisis telah mengonfirmasi hewan itulah yang membunuh gadis tersebut.

“Kejadian minggu lalu berdampak besar pada keluarga dan polisi setempat terus memberikan dukungan kepada semua orang yang terkena dampak,” kata Sersan senior Erica Gibson dilansir ABC News, Rabu, 10 Juli.

Kematian gadis tersebut terjadi beberapa minggu setelah Northern Territory menyetujui rencana 10 tahun untuk membatasi jumlah buaya, sehingga meningkatkan tingkat pemusnahan di dekat habitat manusia dari 300 menjadi 1.200 per tahun.

Pemerintah Northern Territory mengatakan setelah kematian terakhir ini, jumlah buaya tidak boleh melebihi jumlah manusia.