Bagikan:

JAKARTA – Arus mudik  dari Terminal terpadu Pulo Gebang, Minggu, 1 Mei sudah jauh menurun dibanding hari-hari sebelumnya. Ini menandai puncak mudik melalui terminal itu sudah melewati masa puncaknya.

Jumlah pemudik yang berangkat ke berbagai daerah melalui Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, mengalami penurunan hingga 50 persen pada H-1 Lebaran 2022, apabila  dibandingkan H-2 yang mencapai lebih dari 3.000 orang.

“Untuk H-1 Lebaran ada penurunan dibandingkan dengan kemarin (H-2) cukup jauh. Hampir 50 persen daripada kemarin,” kata Komandan Regu (Danru) Terminal Bus Terpadu Pulo Gebang, Mujib Tambrin, saat ditemui Antara di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Minggu, 1 Mei.

Mujib menjelaskan pemudik yang berangkat dari Terminal Pulo Gebang pada H-2 Lebaran tahun ini ada lebih dari 3.000 orang dan jumlah tersebut pun sudah menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya, yakni Jumat 29 April yang disebut sebagai puncak arus mudik tahun ini.

Pihaknya sejak H-7 telah menyiapkan berbagai posko demi menunjang keamanan, kenyamanan, dan keselamatan, termasuk posko kesehatan bagi penumpang maupun sopir bus.

Para sopir bus selalu menjalani beberapa tes kesehatan sebelum mereka mengantar pemudik seperti tes urine untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan alkohol dan narkotika.

Menurutnya, sejauh ini tidak ada sopir bus antar-Kota Antar-Provinsi (AKAP) yang terdeteksi mengonsumsi minuman beralkohol dan memakai narkoba.

“Alhamdulillah dari H-7 sampai H-1 ini tidak ditemukan mereka memakai narkoba dan minum-minuman keras, jadi semuanya sehat,” tegas Mujib.

Penerapan protokol kesehatan turut diterapkan bagi para pemudik yakni setelah mereka membeli tiket akan ada pengecekan persyaratan perjalanan termasuk hasil tes Antigen dan vaksin booster oleh petugas di area loket lantai Mezanine.

Terakhir armada bus juga dilakukan ramp check untuk menentukan layak atau tidaknya kendaraan tersebut untuk mengantar para pemudik.

Mujib menuturkan memang ada temuan terhadap beberapa bus ketika dilakukan ramp check seperti kaca retak dan ban gundul sehingga dikembalikan kepada masing-masing Perusahaan Otobus (PO).