Bagikan:

JAKARTA - Arab Saudi akan merayakan Idulfitri pada Senin 2 Mei mendatang, menggenapkan Puasa Ramadan tahun ini menjadi 30 hari, setelah bulan baru tidak terlihat pada Sabtu ini.

"Idul Fitri akan dimulai pada Senin 2 Mei karena bulan Syawal tidak terlihat pada Hari Sabtu," menurut akun Twitter Haramain Syarifain, seperti melansir Al Arabiya News 30 April.

"Minggu 1 Mei dengan demikian akan menandai hari ke-30 bulan suci Ramadan," Haramain Syarifain menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, Mahkamah Agung Arab Saudi telah meminta orang-orang yang tinggal di kerajaan itu untuk melihat bulan sabit Syawal pada Sabtu malam, malam ke-29 Ramadan, terkait penentuan 1 Syawal 1443 Hijriah.

Mereka yang melihat bulan dengan mata telanjang atau menggunakan teropong, dihimbau untuk melaporkannya ke pengadilan terdekat dan mendaftarkan kesaksian mereka, seperti melansir The National News.

Terpisah, sebelumnya Pusat Astronomi Internasional (IAC) memperkirakan hari pertama Idulfitri jatuh pada Senin, 2 Mei 2022 di sebagian besar negara Islam di dunia.

Pusat yang terletak di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (EUA) itu mengatakan, bulan sabit penada awal Bulan Syawal akan terlihat pada Sabtu 30 April, bertepatan dengan 29 Ramadan, sebut kantor berita UEA, WAM.

Direktur International Astronomical Centre Mohammad Shawkat Odeh mengatakan, di negara-negara yang memulai Ramadan pada Minggu, 3 April, hilal Syawal akan terlihat pada Minggu, 1 Mei.

Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, Malaysia, Brunei, India, Bangladesh, Pakistan, Iran, Oman, Yordania, Maroko dan Ghana.

Dia mengatakan, melihat bulan sabit pada Hari Sabtu, 30 April tidak mungkin karena Bulan akan terbenam sebelum Matahari.

Pada tahap itu, katanya, negara-negara (memulai Ramadan 2 April) akan menyelesaikan 30 hari Ramadan, artinya Idul Fitri akan dimulai pada 2 Mei.

Sementara di negara-negara yang akan menyaksikan bulan sabit pada 1 Mei, termasuk Australia dan wilayah tetangga, penampakan Bulan pada hari itu tidak akan mungkin dilakukan. Ini akan terlihat dengan teleskop di Asia Tengah dan Barat, sebagian besar Eropa dan Afrika selatan, katanya.