Bagikan:

JAKARTA - Polri menyebut beberapa anggotanya menjadi korban kekerasan ketika kericuhan demonstrasi menolak pengesahan UU Cipta Kerja. Ada satu anggota Polri disekap oleh massa.

"Ada juga anggota intel dari ini sempat disekap ini, kepalanya luka," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Jumat, 9 Oktober.

Namun Argo tak menjelaskan secara gamblang proses penyekapan terhadap anggota Polri itu. Termasuk bagaimana cara bisa membebaskan diri dari penyekapan tersebut.

Argo menerangkan perusuh juga melakukan perusakan terhadap beberapa fasilitas umum dan milik Polri. Dicontohkan, perusakan terjadi di provinsi Yogyakarta. Massa merusak pos satpam DPRD.

Kemudian, beberapa fasilitas lainnt seperti halte bus dan cafe juga menjadi sasaran peruskan oleh massa perusuh. 

"Ada juga pos Tugu Tani di Jakarta Pusat. Ada juga Halte Sarinah juga ada dirusak. Ini sudah anarkis dalam menyatakan pendapat. Kemudian Pasar Senen juga ada dirusak. Di Jogja juga ada Cafe Legian dibakar juga, dirusak," papar Argo.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebut 23 personel mengalami luka-luka ketika mengamankan kericuhan.

Bahkan, salah seorang Polwan yang ikut melakukan penjagaan juga mengalami patah tulang di bagian tangan. Polwan ini mesti menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Ya memang betul ada 23 personel Polri yang luka selama kegiatan pengamanan demo kemarin,” sebut Yusri.

Dari data kepolisian, 19 personel Polri yang sebelumnya dirawat telah diperbolehkan pulang. Sisanya masih menjalani perawatan intensif.

"Tinggal 4 sekarang yang masih dirawat di rumah sakit Polri di Kramat Jati. Tinggal 4 yang harus dirawat karena memang sedikit agak parah," kata Yusri.