Bagikan:

JAKARTA - Diplomat Rusia menyebut Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya memasuki tahap akhir perencanaan provokasi di Ukraina, akhir pekan lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, data Kementerian Pertahanan yang diterbitkan Hari Sabut mengungkap, AS dan NATO memasuki tahap akhir perencanaan provokasi di Ukraina.

"Informasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia yang diterbitkan dengan jelas membuktikan: Washington, dalam koordinasi erat dengan mitra NATO, telah pindah ke tahap akhir merencanakan provokasi di Ukraina, yang harus meyakinkan komunitas global bahwa 'Rusia menggunakan zat tempur beracun dan agen biologis," tulisnya di Telegram seperti dikutip dari TASS 24 April.

Dia menekankan, rencana awal Washington melibatkan tekanan ekonomi pada Rusia untuk membuat Moskow "sepenuhnya mempertimbangkan kembali kepentingan yang sah di bidang keamanan."

"Itu tidak berhasil. Sekarang AS beralih untuk melibatkan senjata pemusnah massal (WMD), praktis ke permainan di luar garis merah," kata juru bicara itu.

"Jika ini terjadi, akan ada korban yang tak terhitung jumlahnya. Dan masing-masing dari mereka berada di hati ahli strategi Amerika di kantor Gedung Putih, Departemen Luar Negeri dan Pentagon, dan pada hati nurani, jika ada yang tersisa dari boneka mereka di Kiev," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Satuan Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia Igor Kirillov mengatakan, AS sedang mempersiapkan provokasi untuk menuduh Rusia menggunakan senjata nuklir kimia, biologi, atau taktis.

Menurut dia, Washington menyiapkan tiga skenario: pertama sedang insiden bendera palsu yang dipentaskan, kedua penggunaan senjata pemusnah massal (WMD) secara rahasia dalam jumlah kecil dan ketiga, yang paling kecil kemungkinannya, penggunaan senjata pemusnah massal secara terbuka dalam pertempuran.