JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur rampung pada awal tahun 2023.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bendungan yang memiliki luas genangan 280 hektare dan kapasitas tampung 10,6 juta meter kubik ini sudah cukup lama direncanakan, utamanya untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Balikpapan.
Selanjutnya dengan adanya IKN akan dioptimalkan untuk penyediaan air baku berkapasitas 2.500 liter/detik dan mereduksi banjir 55 persen.
"Dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi penyediaan air baku IKN masih cukup hingga 2030. Ke depan kita juga akan tambah dengan membangun Bendungan Batu Lepek dan Bendungan Selamayu, sementara untuk pengendalian banjir di IKN jaringan drainase-nya sedang kita desain untuk segera dikerjakan," kata Menteri Basuki dilansir Antara, Kamis, 21 April.
Kementerian PUPR tengah mempercepat pembangunan Bendungan Sepaku Semoi. Hal ini guna mendukung kebutuhan air baku dan pengendalian banjir di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan, pembangunan IKN Nusantara yang merupakan kawasan dan peradaban baru tentunya harus didukung dengan infrastruktur dasar seperti air baku, jalan, dan perumahan.
“Dibangunnya Bendungan Sepaku Semoi tentunya akan menjadi urat nadi dari IKN Nusantara," kata Fatah.
Dia juga menambahkan peran air sangat vital bagi kehidupan, untuk itu dengan adanya air baku yang disuplai dari Bendungan Sepaku Semoi akan sangat bermanfaat bagi IKN Nusantara.
BACA JUGA:
Saat ini konstruksi Bendungan Sepaku Semoi mencapai 45 persen. Progres ini meliputi pekerjaan penyiapan bangunan pelimpah, bangunan pengelak, dan tubuh bendungan meliputi main caver dam.
Pembangunan bendungan ini akan dipercepat di mana pekerjaan fisik selesai pada awal 2023 dan pertengahan 2023 sudah impounding (pengisian awal). Bendungan Sepaku Semoi dikerjakan dengan skema kontrak tahun jamak hingga tahun 2023 senilai Rp556 miliar dengan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya- PT Sacna- dan PT. BRP (KSO).