Demo 21 April, Mahasiswa Fokus Tiga Persoalan yang Menyeret Nama Luhut Binsar Pandjaitan
Dua pemimpin DPR menemui massa aksi demo mahasiswa di depan gedung DPR Jakarta, Senin 11 April. (Antara/Galih P).

Bagikan:

JAKARTA - Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) berencana menggelar demonstrasi di depan Istana Merdeka Jakarta pada hari ini, Kamis, 21 April.

Demo 21 April itu fokus kepada tiga persoalan yang ujungnya menyeret nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Juru Bicara Blok Politik Pelajar (BPP), Delpedro Marhaen mengatakan, fokus pertama aksi massa AMI dan BEM UI mengenai penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Selanjutnya soal ketimpangan ekonomi dan bisnis.

"Bagaimana kekuasaan memiliki bisnis yang menjamur, dan juga bagaimana kekuasaan, menggunakan kekuasaanya untuk melanggengkan bisnisnya," kata Pedro dalam kanal YouTube Refly Harun, Kamis 21 April.

Sedangkan yang terakhir soal serangan terhadap warga sipil. Pedro mengatakan, dari tiga fokus itu, masyarakat dan mahasiwa sudah dapat mengkerucutkan salah satu aktornya.

Pedro bilang, masyarakat dan mahasiswa telah menemui salah satu dari sekian banyak musuh bersama atau common enemy

"Dilihat bahwa aktornya, masyarakat sudah dapat mengklasifikasikan, atau melihat, dari serangkaian peristiwa itu. Baik di isu penundaan [pemilu], isu bisnis dan ekonomi, isu penyerangan warga sipil, ada satu aktor yang sama, yang kita sebut Luhut Binsar Pandjaitan," tegas Delpedro.

Pedro berharap demonstrasi yang digelar AMI dan BEM UI hari ini tidak membuat keterbelahan politik. Pasalnya fokus utama yang diangkat AMI dan BEM UI bukan hanya soal penolakan penambahan kekuasaan presiden, tetapi juga soal ekonomi dan serangan terhadap warga sipil.

"Oleh karena itu, jangan sampai apa yang disampaikan Presiden, Menkopolhukam terkait penundaan pemilu, terkait komitmennya melaksanakan pemilu, jangan sampai itu membelah isu di masyarakat, karena isu kita bukan penundaan pemilu saja, tapi ada isu ekonomi dan serangan terhadap warga sipil," tandasnya.