JAKARTA - Utang Pemerintah Indonesia naik secara signifikan hingga tembus Rp7.014,58 triliun atau setara 40,17 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka itu berdasarkan data Kementerian Keuangan pada akhir Februari 2022.
Terkait utang pemerintah terhadap asing, ramai diperbincangkan setelah Jusuf Kalla (JK) membeberkan kriteria utama calon pengganti Presiden Jokowi. JK menilai sosok itu harus bisa melunasi utang Indonesia yang terus melonjak.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN Muhammad Said Didu kemudian ingin menjelaskan apakah Pemerintah Indonesia bisa membayar utang itu, yang bunganya saja sebesar Rp400 triliun.
"Saya akan buat kutwit apakah Indonesia masih bisa bayar utang?" tulis Said Didu dalam akun Twitternya, @msaid_didu, dikutip Selasa 19 April.
Namun belum memulai menjelaskan dalam kultwitnya, makian dan hujatan diarahkan ke Said Didu. Netizen marah-marah lantaran membahas utang negara yang naik secara signifikan.
"Baru bikin pengumuman gini aja klean sudah pada ngamuk dan memaki-maki," ujarnya.
BACA JUGA:
Said Didu kecewa dengan netizen yang memakinya. Padahal apa yang dibahasnya agar Indonesia bisa terlepas dari jeratan utang.
Menurut Said Didu, pembahasannya positif atas dasar kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia beranggapan netizen yang tidak setuju terhadap pembahasan itu tidak memiliki sikap nasionalisme.
"Kenapa klean marah kalau kita bahas bagaimana cara NKRI terbebas jeratan utang? Motto klean kan "NKRI harga mati" - kok malah marah kalau mau bahas bayar utang ? Atau mungkin klean kelompok "NKRI harus mati"?" kata Said Didu.