Indonesia Harus Bersikap Soal Aksi Israel di Masjid Al-Aqsa, Pengamat: Apalagi Hubungan Prabowo dan Dubes Palestina Dekat
Ilustrasi polisi Israel di Sheikh Jarrah, Yerusalem. (Wikimedia Commons/דוברות משטרת ישראל)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah diminta ikut bersikap terkait aksi kekerasan antara polisi Israel dan warga Palestina yang terjadi di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Apalagi, selama ini kedekatan antara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Dubes Palestina telah terjalin.

"Jangan lupa hubungan Menhan RI dan Dubes Palestina juga cukup dekat," kata akademisi Universitas Muhammadiyah, Surya Vandiantara kepada wartawan, Sabtu, 16 April.

Tak hanya itu, Prabowo juga telah menyatakan komitmen jika pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina. Hal ini, sambung Surya, dikatakan oleh mantan Danjen Kopassus itu saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair S.M. Al Shun.

Pertemuan kedua tokoh ini, kata dia, merupakan lanjutan dari Forum Dialog 'The 17th International Institute for Strategic Studies (IISS) Dialogue 2021' di Bahrain, 20 November 2021 lalu.

"Dari catatan saya, pada Februari 2022 lalu Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menyatakan komitmen Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina. Dukungan itu disampaikannya langsung saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair S.M. Al Shun, di kantor Kemhan," ungkapnya.

Melihat kedekatan hubungan ini, maka sudah sepantasnya Indonesia bersikap terhadap tindakan represif yang dialami oleh warga Palestina itu. Apalagi, akibat kejadian ini, 150 orang mengalami luka-luka.

Selain itu, posisi Indonesia sebagai Dewan Kemanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sekaligus Presiden G20 dirasa tepat untuk mengangkat isu kekerasan tersebut.

"Peristiwa hari ini di mana polisi zionis kembali melakukan perilaku represif terhadap warga Palestina yang sedianya melakukan salat subuh di Masjid Al-Aqsa harus segera disikapi oleh pemerintah Indonesia. Apalagi posisi Indonesia saat ini sebagai anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sekaligus Presiden G20," jelas Surya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti-huru hara Israel di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem pada Hari Jumat, penanda babak baru peningkatan kekerasan yang menimbulkan kekhawatiran kembalinya bentrokan seperti tahun lalu.

Sebagian besar cedera warga Palestina disebabkan oleh peluru karet, granat kejut dan pemukulan dengan tongkat polisi, kata Bulan Sabit Merah Palestina, di lokasi paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung beberapa generasi.

Pasukan keamanan Israel saat ini dalam status siaga tinggi, setelah serangkaian serangan jalanan yang mematikan di seluruh negeri selama dua minggu terakhir. Konfrontasi di komplek Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem yang bertembok, menimbulkan risiko bentrokan besar yang lebih luas seperti perang Gaza tahun lalu.