Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Shanghai, China berencana melonggarkan penguncian di beberpa daerah mulai hari ini, meskipun melaporkan rekor lebih dari 25.000 infeksi baru COVID-19, lantaran ingin menggeliatkan kembali pusat keuangan Tiongkok tersebut.

Shanghai telah mengklasifikasikan unit perumahan ke dalam tiga kategori risiko, untuk memungkinkan mereka yang berada di daerah tanpa kasus positif selama dua minggu, untuk terlibat dalam "aktivitas yang sesuai" di lingkungan mereka, kata pejabat Kota Gu Honghui.

"Setiap distrik akan mengumumkan nama-nama spesifik dari kelompok pertama (komunitas) yang dibagi menjadi tiga jenis, dan tiga daftar berikutnya akan diumumkan pada waktu yang tepat," katanya dalam jumpa pers, melansir Reuters 11 April.

Pengumuman tersebut menjanjikan kelegaan bagi beberapa dari 25 juta penduduk kota itu, lantaran banyak dari mereka berjuang untuk menemukan makanan dan obat-obatan setelah lebih dari tiga minggu dikurung, dalam pertempuran melawan wabah terbesar di China sejak virus corona pertama kali ditemukan di pusat Kota Wuhan pada akhir 2019.

Salah satu distrik pertama yang merilis daftarnya adalah Jinshan barat daya, yang mengunggah nama-nama daerah pemukiman yang masih dalam kategori berisiko tinggi dan menengah di saluran resminya, di aplikasi perpesanan Weibo.

Gu mengatakan Otoritas Shanghai telah membagi kota itu menjadi 7.624 area yang masih ditutup, sekelompok 2.460 sekarang tunduk pada 'kontrol' setelah seminggu tidak ada infeksi baru, dan 7.565 "area pencegahan" yang akan dibuka setelah dua minggu tanpa infeksi baru.

Sementara, mereka yang tinggal di "daerah pencegahan", meskipun dapat bergerak di sekitar lingkungan mereka, harus mematuhi jarak sosial dan dapat menutup diri lagi jika ada infeksi baru, katanya.

Shanghai akan membuat penyesuaian "dinamis" pada sistem baru, Gu menambahkan, berjanji akan melakukan upaya yang lebih besar untuk meminimalkan dampak pembatasan pada orang-orang biasa di kota terpadat di China itu.

"Kami juga berharap seluruh warga dan teman-teman tetap mendukung dan bekerjasama," ujarnya.

Sementara itu, keputusan untuk melonggarkan beberap kawasan di Shanghia, menuai kritik sebagai risiko besar pada saat beban kasus Shanghai melebihi 25.000.

"Saya pikir pemerintah Shanghai memiliki rencana rahasia untuk menginfeksi seluruh rakyat China," bunyi salah satu poster di platform Weibo, menggunakan nama "The Star Break the Ice".

Yang lain mengatakan pihak berwenang tidak punya pilihan.

"Saya pikir ini adalah pengakuan Pemerintah Shanghai, mereka tidak dapat melanjutkan penguncian sambil memastikan warganya tidak mati kelaparan," ujar pengguna Weibo lainnya, mengunggah dengan nama Ruan Yi.

Namun, strategi China tetap tidak berubah, dengan pejabat kesehatan nasional Liang Wannian mengatakan, kebijakan "pembersihan dinamis" masih merupakan "pilihan terbaik" Shanghai.

Adalah menyesatkan untuk memandang Omicron sebagai 'flu besar', menurunkan penjagaan China akan membuat populasi lansianya yang besar berisiko, terutama ketika virus bermutasi, tutur Liang, kepala kelompok kerja Komisi Kesehatan Nasional untuk COVID-19.

"Jika kita berbaring datar, epidemi hanya akan menjadi bencana bagi orang-orang yang rentan seperti ini," surat kabar People's Daily dari Partai Komunis yang berkuasa mengutip Liang mengatakan pada kunjungan ke kota timur.

Diketahui, Shanghai mencatat penambahan 25.173 kasus infeksi tanpa gejala baru pada Hari Minggu, naik dari 23.937 pada hari sebelumnya, meskipun kasus bergejala turun menjadi 914 dari 1.006.