Remaja Bertato Tengkorak Bawa 63 Selongsong Peluru di Demo 11 April, Eko Kuntadhi Sinyalir Ada Perangkap Biar Indonesia Rusuh
Remaja bertato yang diamankan polisi di Kawasan Gambir (Foto: DOK VOI/Rizky S)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang remaja berinisial H yang terciduk polisi membawa 63 butir selongsong peluru (tidak aktif) menjadi atensi pegiat media sosial, Eko Kuntadhi. Menurut Eko, ada usaha dari pihak-pihak tertentu yang berusaha memfitnah polisi agar gelombang demonstrasi makin meluas.

"Nah, kan mulai mau main fitnah. Bawa-bawa selongsong peluru. Jangan-jangan nanti ada mahasiswa yang dikorbankan. Dihabisi sendiri. Lalu mereka memfitnah polisi sebagai pelaku.  Agar gelombang demo makin luas," ujar Eko lewat akun Twitter-nya, @_ekokuntadhi dilansir Senin, 11 April. 

Fitnah atau kabar bohong akan dimainkan tanpa henti agar tujuan kelompok-kelompok ini tercapai. Bayangkan saja kalau hal seperti ini tidak diketahui polisi saat aksi demo mahasiswa 11 April berlangsung. 

Agar makan dramatis, pihak penebar fitnah akan menggunakan ibu-ibu agar memancing emosi publik.

"Mungkin biar dramatis dan tragedi, yg akan dikorbankan ibu-ibu. Kalau bisa pakai jilbab Lalu diviralkan agar memeras emosi publik. Setelah itu bendera hitam khilafah akan berkibar-kibar. Perangkap2 seperti ini memungkinkan terjadi. Tujuan mrk hanya mau Indonesia rusuh!" terang Eko. 

seorang remaja diamankan polisi anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya di kawasan Harmoni, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Senin 11 April. Dari tubuhnya, polisi menyisita sekitar 63 butir selongsong peluru (tidak aktif) yang berjajar panjang dibawa oleh remaja asal Tangerang itu.

"Ini gesper peluru pak, belinya di Solo seharga Rp 200 ribu. Dijadiin buat gesper," kata remaja dengan tato tengkorak di tangan kiri itu.

H mengaku sudah putus sekolah. sehari-harinya dia bekerja sebagai pengamen jalanan. Penampilan H seolah seperti gaya anak Punk pada umumnya. Dia juga memakai sepatu boots.

"Dari Tangerang, ada 6 orang. Saya juga diajak. Saya bukan (mahasiswa) tapi pengamen," ujar remaja berkaos hitam itu.

Dia pun tak mengetahui secara detail atas kedatangannya ke kawasan Harmoni, Jakarta Pusat. Bahkan dia juga mengaku tidak tahu adanya aksi unjukrasa yang digelar para mahasiswa di kawasan tersebut. Bahkan, tuntutan demo pun dia tidak tahu.

"Ngikut teman, katanya mau jemput temen di Monas. Kesini engga tau," ujarnya.

Sementara dari pantauan VOI di lokasi, selongsong peluru yang disita aparat kepolisian dari tangan remaja berinisial H berjumlah sekitar 63 butir selongsong peluru. Selongsong itu berkaliber 5,56 mm.

Polisi menduga selongsong itu akan dijatuhkan orang tak bertanggung jawab ke aspal jika terjadi kerusuhan. Sehingga dikhawatirkan akan membuat citra kepolisian menjadi buruk dengan ditemukannya selongsong peluru itu.