Bagikan:

JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengizinkan keturunan dari keluarga yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) mendaftar jadi prajurit TNI.

Menanggapi hal ini, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto menyebut sejak awal memang tidak ada larangan khusus bagi keturunan PKI untuk mendaftar TNI.

"Kan, Panglima menyatakan bahwa anak turunan PKI boleh mendaftar ikut tes masuk anggota TNI. Kalau hanya ikut tes, ya boleh-boleh saja," kata Soleman dalam pesan singkat, Senin, 4 April.

Namun, Soleman memprediksi keturunan PKI tak pernah bisa lolos dalam seleksi prajurit TNI. Sebab, bagaimanapun juga, Soleman menegaskan keturunan PKI pasti masih mendapat pengaruh paham komunis dari keluarganya.

"Saya jamin tidak akan pernah bisa lolos (sebagai tentara). Karena, sebagai anak keturunan PKI selalu tidak terhindarkan adanya keterpengaruhan (paham komunisme)," ungkap Soleman.

Terlebih pula, sistem perekrutan prajurit TNI telah memiliki pengukuran yang jelas untuk menilai adanya keterpengaruhan dari ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan telah dilarang negara.

"TNI punya alat ukur untuk menilai keterpengaruhan ini. Maka, laksanakan saja (sistem perekrutan) apa yang sudah dilakukan selama ini. Tidak perlu ditibutkan karena semuanya sudah dilaksanakan dengan konsisten," urainya.

Sebagaimana diketahui, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengingatkan jajarannya keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak boleh jadi alasan menggagalkan calon prajurit dalam proses seleksi.

Andika menerangkan, jika panitia seleksi menggagalkan calon prajurit karena alasan keturunan PKI maka itu keputusan yang tidak punya dasar hukum. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini meminta jajarannya panitia seleksi penerimaan prajurit TNI 2022 menghapus pertanyaan yang menanyakan hubungan kekerabatan calon prajurit dengan PKI.