Keturunan PKI Daftar TNI Dinilai Lebih NKRI, Legislator NasDem: Daripada yang Membuat Keributan
Hillary Brigitta Lasut (Foto via Instagram pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi NasDem, Hillary Brigitta Lasut menilai keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang memperbolehkan keturunan PKI mendaftar seleksi calon prajurit, sudah tepat.

Menurutnya, mengikuti seleksi menjadi TNI merupakan hak asasi manusia sebagai warga negara Indonesia dari manapun latar belakangnya.  

"Hak asasi manusia itu melekat kepada setiap manusia, tidak peduli siapa keturunannya, tidak peduli dia darah darimana, karena semua warga negara, semua manusia punya hak asasi manusia, hak untuk hidup, hak untuk berkumpul, hak menentukan nasibnya itu sebenernya melekat ada diri sendiri," ujar Hillary kepada wartawan, Jumat, 1 April. 

Legislator NasDem Dapil Sulawesi Utara itu mengingatkan, keturunan PKI tidak boleh dicap jelek dan tak perlu diperdebatkan lagi. Sebab, mereka tak bisa memilihi garis keturunannya. 

"Seseorang tidak boleh dipersalahkan atas tindakan yang dia tidak lakukan, apalagi menanggung hal yang sebenarnya bukan tanggung jawab dia," kata Hillary. 

Jika ada seorang keturunan PKI yang daftar TNI, menurutnya, orang itu sudah berani mempertaruhkan nyawanya demi bangsa dan negara.

"Itu sama saja dia sudah menebus segala kesalahan dari keturunan-keturunan yang sebelumnya, yang kemudian melakukan politik-politik yang tidak baik," lanjut Hillary.

Hillary justru menghargai apabila keturunan PKI ikut mendaftar TNI. Kata dia, itu lebih NKRI daripada mereka yang bukan keturunan PKI tapi sukanya hanya membuat keributan.

"Itu dia sudah lebih jauh Indonesia daripada orang orang yang selama ini menyatakan diri bukan keluarga PKI tapi sifatnya saling menjelekan, saling menjatuhkan, membuat keributan, membuat kehancuran," katanya. 

"Jadi kalau menurut saya itu hak asasi manusia setiap orang. Sudah sepantasnya kita mendukung karena bagaimanapun hak asasi manusia kepada pribadi bukan kepada garis keturunan darah dan lain sebagainya," imbuh Hillary.