Jutaan Dosis Vaksin COVID-19 Kedaluwarsa, Indonesia Selektif Terima Tawaran <i>Dose Sharing</i>
Tangkapan layar kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia akan selektif menerima tawaran dose sharing vaksin COVID-19, seiring dengan jutaan dosis vaksin kedaluwarsa lantaran memiliki umur simpang yang pendek.

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Lucia Rizka Andalusia mengatakan dalam rapat dengan pendapat dengan DPR RI, dari 19,3 juta dosis yang kedaluwarsa antara Januari dan Maret, 97 persen disumbangkan, mengutip Reuters 30 Maret.

Sebagian besar dosis yang kadaluwarsa adalah vaksinn AstraZeneca dan Moderna. Diketahui, Indonesia menerima donasi dari skema pembagian vaksin global COVAX maupun hubungan bilateral negara-negara seperti Australia dan Amerika Serikat.

Sementara itu, Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya dalam rapat yang sama mengatakan, Indonesia akan berhenti menerima sumbangan hingga April, memberi tahu negara-negara donor bahwa vaksin yang disumbangkan harus memiliki setidaknya dua pertiga dari masa simpannya.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Bidang Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) Kementerian Luar Negeri Lintang Paramitasari membenarkan, Indonesia sedang memberhentikan penerimaan vaksin dose sharing hingga April. Utamanya, karena kapasitas Storage yang terbatas dan menyesuaikan dengan laju vaksinasi.

"Total penerimaan kita (data Kementerian Luar dan KCPEN) sekitar 505,5 juta dosis, di mana sebanyak 125,863,185 dosis (25 persen) didapatkan secara hibah baik melalui skema Multilateral (COVAX Facility) maupun skema dose-sharing bilateral," terangnya kepada VOI Kamis 31 Maret.

"(Rinciannya) multilateral 99.139.705 dosis dan bilateral 26.723.480 dosis. Tapi, kita masih terima vaksin yg memang sudah ada komitmen untuk dikirim dari Covax (Pfizer)," sambungnya.

Lebih jauh Dijelaskan olehnya, jumlah total vaksin yang kedaluwarsa dari Januari 2021 hingga Maret 2022 mencapai 7.439.888, berdasarkan data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.

"Urutannya, AstraZeneca 3.717.146 dosis, Sinovac 1.627.506, Pfizer 1.172.586, Moderna 853.730 dan Covovax 68.920. Ini tidak diklasifikasikan apakah hibah atau beli. Hanya menyebutkan jenis vaksinnya," terang Mita.

Ia menambahkan, agar lebih selektif dalam menerima dose sharing, dengan memperhatikan shelf-life vaksin, kapasitas penyimpnanan dan laju vaksinasi.

Sementara itu, Aliansi vaksin GAVI, yang menjalankan program COVAX dengan Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan kepada Reuters, COVAX "hanya mengirimkan dosis yang telah diterima oleh negara-negara dengan pengetahuan penuh tentang jenis vaksin, perkiraan rencana pengiriman dan umur simpan vaksin".