Bagikan:

PONTIANAK - Kapolresta Pontianak Kombes Andi Herindra mengatakan, pihaknya menduga pelaku perusakan belasan nisan dan kuburan di pemakaman muslim di Jalan Abdul Rahman Saleh, Kelurahan Bangka Belitung, Kecamatan Pontianak Tenggara, mengalami gangguan jiwa.

Pelaku berinisial RM (22), warga Tanjung Harapan sudah ditangkap dan kini menjalani pemeriksaan di Polresta Pontianak.

"Pelaku yang kami amankan ini kondisinya labil, statusnya masih dalam pemeriksaan, namun keterangan yang kami peroleh dari pelaku ini masih berubah-ubah sehingga diduga kuat mengalami gangguan kejiwaan," kata Andi Herindra di Pontianak, Antara, Rabu, 30 Maret. 

Dia mengatakan, dari data pihak kepolisian, pelaku RM ini memiliki riwayat pada tahun 2019 yang bersangkutan ini pernah melakukan tindak pidana penganiayaan di lingkungan keluarga orang tuanya sendiri.

"RM di tahun 2019 pernah ingin menganiaya bibi dan pamannya yang tinggal di Pontianak Timur dengan cara membacokkan senjata tajam. Saat itu kasus tidak dilanjutkan karena hasil kesimpulan dari psikiater bahwa RM itu mengalami gangguan jiwa," ungkapnya.

RM sempat menjalani rehabilitasi yang dibantu oleh Dinas Sosial Kota Pontianak. Namun setelah keluar dari rehabilitasi, yang bersangkutan pada tahun 2020 melakukan tindak pidana lagi mengambil mesin genset dan kotak amal di salah satu masjid di Pontianak. 

Atas kasus itu, lanjut Kapolresta Pontianak, RM kembali ditangkap dan direhabilitasi kejiwaannya selama enam bulan di Rumah Sakit Jiwa di Singkawang. Kemudian lama tidak ada kabar, RM muncul kembali di Pontianak dan melakukan tindak pidana dengan merusak nisan dan makam yang ada di pemakanan muslim di Pontianak Tenggara.

Sebelumnya sejumlah warga Pontianak melaporkan ke polisi bahwa makam kerabatnya telah dirusak oleh orang tak dikenal. 

"Sesuai dengan laporan masyarakat ke kami saat ini, ada sebelas makam dengan rincian 10 makam laki-laki dan satu makam perempuan. Untuk makam perempuan sempat digali sedalam 30 centimeter, namun tidak ada barang yang diambil oleh pelaku," ujarnya.

Dari keterangan pihak keluarga, RM ini pernah berguru ilmu di daerah Sumatera dan sepulangnya dari sana dia sering melakukan hal-hal tidak normal.

"Hasil pemeriksaan kami ada lima TKP tempat pemakaman yang mengalami perusakan, namun kami baru mendapatkan laporan dari warga yang TKP-nya di Pemakaman Muslim di Jalan Abdul Rahman Saleh. Kami juga mengimbau kepada masyarakat yang makam keluarganya dirusak untuk melapor kepada kami," ujarnya.