Ketum PBNU Gus Yahya Berencana Terbang ke Palestina
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (ANTARA/ Mario Sofia Nasution)

Bagikan:

JAKARTA - Delegasi PBNU akan segera mengunjungi Palestina untuk mengadakan dialog lebih lanjut dengan pemangku kebijakan di sana. PBNU juga akan membahas serangkaian kerja sama yang bisa dilakukan.

"Nanti insyaallah dalam kunjungan yang lebih terkoordinasikan. Mudah-mudahan kita bisa mengirim delegasi resmi dari NU untuk berkunjung dan bertemu dengan pihak-pihak yang berwenang di Palestina untuk mendialogkan kerja sama yang lebih lanjut antara NU dengan bangsa Palestina," beber Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf seperti dilihat dalam laman resmi PBNU, Senin 28 Maret.

Saat itu Gus Yahya sedang melakukan diskusi virtual dengan dengan Penasihat Presiden Palestina untuk masalah agama dan Hakim Agung Palestina, Mahmoud Al Habbash. Gus Yahya bilang kalau sebenarnya dia sudah beberapa kali berkunjung ke Palestina.

Namun kunjungan saat itu tidak resmi atau atas nama pribadi. Untuk itu, ia berharap agar kunjungannya nanti digandakan lebih resmi.

“Insyaallah saya dan teman teman saya di lingkungan NU akan berupaya mencari cara dan kesempatan untuk bisa berkunjung ke Palestina,” ujarnya.

Sebelumnya, Mahmoud melayangkan undangan kepada PBNU untuk bisa berkunjung ke Palestina. "Atas nama rakyat Palestina, pemerintahan Palestina dan seluruh umat Muslim di Palestina kami mengundang khusus KH Yahya Cholil Staquf dan juga Nahdlatul Ulama untuk dapat mengunjungi Al-Quds melalui pintu resmi, yaitu pintu Palestina," tukas Mahmoud.

Palestina sangat terbuka lebar untuk menyambut kunjungan perwakilan NU. Ia juga berharap, delegasi NU dapat menemui dan berdiskusi secara langsung dengan para ulama di Palestina guna mengirimkan risalah perdamaian secara menyeluruh ke penjuru dunia.

"Kami mengundang secara khusus dan menunggu jawaban untuk dapat memenuhi undangan kami. Walaupun dalam waktu depan di bulan Ramadan, kami siap menerima kunjungan kiai," tutur Mahmoud.

Mahmoud saat itu juga menjelaskan, Israel memberlakukan pembagian waktu bagi warga Palestina mengunjungi Masjidil Aqsa, yakni mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 waktu setempat atau menjelang Zuhur. Lewat dari waktu tersebut, warga Israel diizinkan masuk ke Masjidil Aqsa dan warga Palestina dilarang untuk masuk masjid tersebut.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Palestina bukan hanya persoalan bagi warga Palestina semata, melainkan juga persoalan bagi seluruh umat Islam di dunia.