Taliban Kembali Tutup Sekolah untuk Wanita, Gus Yahya: Lihatlah NU Punya Banyak Perempuan Unggul
Ilustrasi pelajar wanita Afghanistan. (Wikimedia Commons/USAID)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mendesak Pemerintah Afghanistan segera memberikan hak yang layak bagi perempuan khususnya di bidang pendidikan.

"Hari ini kita menerima kabar bahwa di Afganistan. Murid perempuan dikeluarkan dari sekolah mereka. Di atas usia 12 tahun dipulangkan dan tidak diperbolehkan sekolah dalam waktu yang tidak ditentukan," kata Gus Yahya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 25 Maret dikutip dari Antara.

Gus Yahya bilang, tidak jelas apa alasan murid perempuan sampai harus dikeluarkan dari sekolah. Yang pasti, kata Gus Yahya memaksa anak-anak perempuan untuk tidak bersekolah adalah sebuah keputusan yang tidak berpihak pada perempuan dan pendidikan.

"Kita tidak tahu gagasan apa yang dikembangkan oleh yang berwenang di Afganistan saat ini. Apakah mereka ingin mengembangkan sistem pendidikan untuk perempuannya, kita tidak tahu," kata dia.

Tapi NU, menurut Gus Yahya, ingin menyerukan kepada Afganistan bagaimana upaya Nahdlatul Ulama dalam memberikan pendidikan yang setara untuk perempuan.

"Lihatlah keuntungan berkah besar yang telah dilakukan NU dengan memberikan hak pendidikan yang setara untuk perempuan,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya menunjukkan contoh, PBNU saat ini bisa melakukan banyak hal karena dari awal memberikan hak yang sama kepada perempuan.

“Hari ini kita mampu melakukan lebih banyak hal karena kita punya perempuan yang unggul,” ucapnya.

Gus Yahya menyeru pada Afganistan agar memberikan pendidikan yang terbaik untuk perempuan Afganistan.

“Please give your daughters the best education you can provide because they all the ones who will determine the picture of your next generation. Tolong beri putrimu pendidikan terbaik yang bisa kamu berikan, karena merekalah yang akan menentukan gambaran generasimu selanjutnya,” ujarnya.

Taliban pada hari Rabu menarik kembali pengumuman mereka, bahwa sekolah menengah akan dibuka untuk anak perempuan, dengan mengatakan akan tetap tutup sampai sebuah ketentuan disusun sesuai dengan hukum Islam bagi mereka untuk dibuka kembali.

Guru dan siswa dari tiga sekolah menengah di sekitar ibu kota Kabul mengatakan para gadis telah kembali ke kampus dengan gembira pada Rabu pagi, tetapi diperintahkan untuk pulang. Mereka mengatakan banyak siswa pergi sambil menangis.

"Kami semua menjadi benar-benar putus asa ketika kepala sekolah memberi tahu kami, dia juga menangis," kata seorang siswa, yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan, melansir Reuters 24 Maret.