Tanpa Protokol Kesehatan, Petrus 'Piet' Kasihiw Tolak Berkampanye
Calon bupati petahana Teluk Bintuni, Petrus ‘Piet’ Kasihiw. (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Demi mencegah munculnya klaster baru dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Teluk Bintuni, para pasangan calon Bupati-Wakil Bupati yang berkompetisi, harus menegaskan berlakunya protokol kesehatan selama kampanye.

"Kalau tidak ada yang pakai masker, mohon maaf saya tidak akan datang di tempat tertentu, kalau tidak ada protokoler COVID-19, dilakukan di posko-posko, atau di tempat pertemuan lain, saya dengan Pak Matret tidak akan hadir," kata calon bupati petahana, Petrus ‘Piet’ Kasihiw, dalam keterangan tertulisnya, Minggu 27 September.

"Saya mewakili pasangan Piet-Matret, Kandidat 02, PMK2, Jilid II, mengimbau kepada seluruh tim, simpatisan dan warga masyarakat Teluk Bintuni, agar senantiasa mematuhi protokoler kesehatan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang sedang melanda Teluk Bintuni," imbuh Piet.

Menurut Piet, tidak ada satupun kemenangan pada kontestasi Pilkada ini yang bisa dihargai dengan nyawa, terutama karena virus COVID-19.

"Ini suatu pandemi yang secara global mendunia, dan saya berharap di dalam Pilkada ini kita ingin menang, tetapi kemenangan itu tidak ada artinya, kalau terjadi korban jiwa, akibat COVID-19 atau akibat-akibat yang lain," ungkapnya.

Ia mengimbau dan memberikan garis tegas perihal pertemuan yang dilakukan di posko-posko pemenangan dari PMK2 (Piet-Matret Kokop Jilid II), agar segala protokoler kesehatan merupakan hal yang bersifat mandatory atau wajib.

Piet menginginkan agar semua posko PMK2 yang tersebar di Teluk Bintuni menyediakan tempat untuk cuci tangan sebagai fasilitas standar, agar bisa juga dipergunakan oleh masyarakat sekitar, sebagai bagian dari sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan selama masa pandemi.

"Di setiap pertemuan, di posko-posko, agar kita melakukan pembatasan jumlah orang. Jumlah orang dibatasi dengan tetap mematuhi protokoler COVID-19. Saya berharap di setiap posko itu ada tempat cuci tangan, ada sabun, bahkan juga kita siapkan masker, kita siapkan masker untuk semua yang datang," jelasnya.

Piet menutup imbauan tersebut dengan mengajak para pengurus tim PMK2 dan posko agar keberadaan posko selama masa pandemi ini bisa bersifat lebih partisipatif dalam mengajak masyarakat untuk menerapkan protokoler kesehatan. Bahkan nantinya posko-posko tersebut akan diberikan bimbingan untuk dapat membuat hand sanitizer sendiri, agar dengan swadaya, hal ini bisa diteruskan ke masyarakat sekitar.