Bagikan:

JAKARTA - Wanita di Arab Saudi sekarang dapat mendaftar untuk bergabung dengan unit penjaga perbatasan dengan pangkat prajuri, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.

Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari langkah kerajaan, untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam peran pemerintah dan sektor swasta, melansir The National News 25 Maret.

Perubahan tersebut merupakan bagian dari Visi Kerajaan 2030, yang berupaya mereformasi hampir setiap aspek kehidupan dan pemerintahan, termasuk pemberdayaan perempuan.

Putra Mahkota Arab Saudi Saudi Mohammed bin Salman telah mendorong reformasi sosial dan ekonomi, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi kerajaan Muslim konservatif dan menarik investasi asing di bawah dorongan diversifikasi.

Diketahui, Arab Saudi membuka pos di militer bagi prajurit wanita untuk pertama kalinya pada Februari tahun lalu.

Terkait dengan kesempatan menjadi penjaga perbatasan wanita, pelamar harus orang Saudi, berusia 25 hingga 35 tahun, tidak boleh memiliki catatan kriminal dan harus memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan.

Sedangkan untuk proses pengajuan lamarannya, peminat dapat melakukannya mulai Sabtu 26 hingga Kamis 31 Maret mendatang, secara online melalui portal kerajaan Absher.

wanita arab saudi
Tentara wanita angkatan bersenjata Arab Saudi. (Twitter/@modgovksa)

Berbeda jauh dengan masa lalu, wanita di Arab Saudi saat ini memiliki kesempatan untuk bergabung dengan tentara, pertahanan udara kerajaan, angkatan laut, pasukan rudal strategis kerajaan hingga layanan medis angkatan bersenjata.

Guna mendukung kedinasan sehari-hari, para wanita ini dapat memiliki pangkat mulai dari prajurit higga sersan.

September lalu, rekrutan wanita pertama Arab Saudi lulus dari Pusat Pelatihan Kader Wanita Angkatan Bersenjata, pertama kalinya dalam sejarah kerajaan, wanita akan mulai bertugas di peran garis depan.

Mayor Jenderal Adel Al-Balawi, kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Angkatan Bersenjata dalam pidatonya mengatakan, pusat pendidikan ini memiliki misi penting, yang berfokus pada penyediaan program pelatihan dan kurikulum yang sangat baik dan lingkungan belajar yang ideal.

"Hal ini sejalan dengan standar kualitas internasional yang memenuhi kebutuhan (rekrut wanita). Ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan, yang akan membantu mencapai tujuan kementerian di masa depan," jelasnya mengutip Arab News.

Diketahui, perempuan telah menjadi bagian dari keamanan publik di kerajaan itu sejak 2019, di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Pembuktian Pidana dan Bea Cukai serta Direktorat Jenderal Narkotika.

Pada musim Haji tahun lalu, Arab Saudi juga mulai melibatkan perempuan untuk menjaga tempat-tempat suci ummat Islam, untuk membantu mengamankan rangkaian ibadah.

Arab Saudi sendiri berencana untuk menginvestasikan lebih dari 10 miliar dolar AS dalam industri militer selama dekade berikutnya, kata gubernur Otoritas Umum untuk Industri Militer tahun lalu. Negara ini juga akan menghabiskan jumlah yang sama untuk penelitian dan pengembangan militer.