Tebar Propaganda di Instagram-Telegram, 5 Pelaku Teror yang Ditangkap Densus Ternyata Intens Komunikasi dengan ISIS
Ilustrasi (Foto: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Densus 88 Antiteror menangkap lima pelaku yang terlibat atau berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS di Suriah. Dalam aksinya, kelompok ini menyebarkan poster dengan materi propaganda, menghasut pihak lain agar bisa melakukan 'jihad.

"Jadi bagi orang yang katakanlah tertarik itu bisa memicu tindak pidana teror atau melakukan jihad. Jihadnya ini dalam tanda kutip, memicu untuk melakukan tindakan yang bersifat teror, yang kedua dia akan menimbulkan rasa takut," jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan pada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 24 Maret. 

Poster propaganda ini ditebarkan lewat berbagi platform media sosial seperti di Instagram atau Telegram. Soal materi propaganda yang dipakai dalam poster, sambung Ramadhan, mirip seperti yang ada di Suriah. Tetapi diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. 

Jenderal bintang satu ini menambahkan, kelompok ini rajin menjalin komunikasi dengan ISIS di Suriah. Hanya saja, pihak kepolisian masih mendalami apakah untuk aksi teror di Indonesia para pelaku mendapakan bantuan dana dari ISIS. 

"Yang jelas dia adalah simpatisan dan pendukung ya. Tentu ada komunikasi yang intens antara mereka dengan kelompok ISIS tersebut. Mereka komunikasi langsung (dengan ISIS, red)," demikian Ramadhan.

Densus 88 Antiteror sebelumnya meringkus lima tersangka teroris yang diduga terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka disebut kerap menyebarkan konten propaganda kelompok teroris tersebut.

Para teroris itu berinisial MR, HP, MI, RBS, dan DK yang tergabung dalam Annajiyah Media Cebter. Mereka ditangkap di lokasi berbeda dalam kurun waktu 9 hingga 15 Maret.