Bagikan:

JAKARTA - Polisi meringkus Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Buchtar Tabuni. Ternyata, penangkapan itu lantaran dia dan beberapa rekannya mengeroyok polisi yang berpatroli.

"(BT) bersama 6 orang lainnya karena telah melakukan pengeroyokan terhadap anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas patroli," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Kamis, 24 Maret.

Pengeroyokan yang dilakukan Buchtar Tabuni bermula ketika beberapa anggota Polresta Jayapura melaksanakan patroli rutin di wilayah Heram, Perumnas 3 dan wilayah Kambolker, pada Kamis, 24 Maret.

Kemudian, didapat informasi adanya pertemuan ULMWP di salah satu rumah di Kamp Wolker. Sehingga, anggota pun memastikan kebenaran informasi tersebut.

"Sampai di sana anggota menyampaikan maksud dan tujuan dengan berdialog bersama mereka. Namun tiba tiba salah satu anggota kami dikeroyok oleh mereka," kata Kamal.

Setidaknya ada 10 orang yang melakukan pengeroyokan. Mendapat perlawanan, anggota pun mengambil tindakan tegas dengan menangkap mereka.

Selain itu, akibat pengeroyokan itu, dua anggota polisi menjadi korban. Meski, luka yang dialami tak terlalu parah.

"Dari kejadian ini 2 anggota kami terkena pukulan, yaitu yang berpakaian preman dan yang berdinas. Namun mereka tidak mengalami luka yang berat," ungkap Kamal.

Saat ini, Buchtar Tabuni dan 6 rekannya telah diamankan di Polresta Jayapura Kota. Pemeriksaan intensif pun masih dilakukan.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB), organisasi yang berupaya memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Buchtar Tabuni, ditangkap. 

Buchtar Tabuni ditangkap di kawasan Kamp Walker, Jayapura, Papua, Kamis, 24 Maret.