JAKARTA - Situasi pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung selama beberapa bulan terakhir, memaksa merek dan bisnis, khususnya UMKM bekerja keras menjaga kelangsungan dan kelancaran operasi bisnis.
Memasuki kuartal keempat di akhir tahun 2020, sentimen terhadap pandemi masih terasa sangat kuat. Di tengah guncangan yang ada, penting bagi para pelaku bisnis untuk memiliki parameter khusus guna mengevaluasi posisi mereka saat ini serta membuat perencanaan bisnis yang matang untuk beberapa bulan mendatang.
Dikutip dari Antara, Jumat 25 September, Melina Marpaung, Head of Commercial Zilingo memberikan saran untuk menjadi pertimbangan para merek dan bisnis untuk menghadapi kuartal terakhir tahun yang penuh tantangan ini sebagai berikut:
1. Tinjau manajemen inventaris
Meninjau inventaris Anda merupakan parameter penting untuk mengevaluasi kesehatan bisnis Anda.
"Jika Anda memiliki terlalu banyak stok persediaan di gudang Anda, ini mungkin saat yang tepat untuk mengevaluasi kembali stok. Mengurangi inventaris dapat membantu Anda menurunkan biaya inventaris tanpa mengorbankan kualitas barang yang terjual atau merepotkan pelanggan Anda," ujar Melina.
Melina menambahkan, situasi ini mungkin timbul dengan beberapa kelebihan pesanan untuk produk jenis tertentu. Salah satu solusi yang layak adalah melakukan proses pengadaan produk dari pemasok lain dengan harga lebih baik.
Cobalah mencari alternatif dropshipper sehingga dapat menghilangkan biaya pengiriman dan gudang. Menemukan pemasok lain yang memberikan harga kompetitif dapat membantu proses pengadaan dan memangkas biaya operasional.
2. Fokus pada kompetensi inti bisnis
Pemilik usaha kecil seringkali tidak dapat membedakan konsep diversifikasi, dan mengartikannya untuk menyediakan koleksi produk yang berbeda.
"Menambahkan produk atau layanan lain ke penawaran Anda bukanlah diversifikasi. Hal ini justru hanya membuang-buang waktu dan uang jika dilakukan tanpa mengevaluasi permintaan pasar yang tepat atau perilaku konsumen lokal," kata dia.
"Menginvestasikan waktu, uang, dan upaya yang tidak terpusat pada penawaran inti usaha pada akhirnya dapat merusak merek dan reputasi,” jelas Melina.
Maka, sekarang adalah saat yang tepat bagi untuk meninjau kembali beberapa keputusan tersebut.
3. Sesuaikan model bisnis
Sebagai pengusaha atau pemilik bisnis, Anda harus mengakomodasi dan mengikuti tren yang berubah, khususnya pada situasi pandemi yang terjadi tahun ini. Jika Anda bisnis bertahan dari krisis, Anda harus beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang tepat.
BACA JUGA:
"Terkadang, mengubah model bisnis Anda mungkin terlihat sebagai upaya terakhir untuk bertahan hidup. Anda dapat memulai dengan mengubah kategori produk, menyederhanakan proses pembayaran, dan lainnya. Dengan begitu, bisnis dapat terus beradaptasi dengan tren dan pola konsumsi dari konsumen," tambah Melina.
4. Lindungi arus kas
Di saat krisis, Anda perlu menurunkan ekspektasi dari kinerja bisnis Anda. Usahakan untuk memusatkan perhatian Anda pada kelancaran operasi, selain keuntungan yang dapat diraih.
Berhati-hatilah dalam memprioritaskan kebutuhan dengan cara mengurangi pengeluaran, menghentikan proses inventaris sementara, dan tunda rencana ekspansi. Selain itu, persiapkan bisnis dengan rencana keuangan cadangan untuk mengantisipasi skenario kasus terburuk.
"Pastikan untuk selalu memantau keuangan dengan menganalisis laporan keuangan secara teratur. Ini untuk memastikan arus kas Anda tetap lancar. Hindari mengambil utang bisnis tanpa kemampuan untuk melunasinya. Dengan cara ini, Anda dapat mencegah bisnis dari tekanan finansial yang tidak semestinya atau bahkan kehabisan dana," jelas Melina.
5. Manfaatkan teknologi
Masa pandemi merupakan waktu yang tepat untuk menjadi inovatif guna mencari cara baru menjangkau konsumen lewat bantuan teknologi.
Mulailah berjualan di pasar daring atau media sosial, atau bahkan menjual dalam jumlah besar untuk meningkatkan omzet. Pertimbangkan lebih banyak promosi, dan tingkatkan upaya pemasaran digital Anda melalui strategi dan konten yang terjangkau namun menarik.