Duka Itu Datang Terlalu Cepat, Belum Lama Mereka Tinggal di Rumah Mewah Pulomas, Tapi Takdir Berkata Lain
Kepolisian memberi garis polisi di rumah elit tempat kejadian perkara satu keluarga tewas kesetrum mesin pemanas air di Pulomas Barat/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI 

Bagikan:

JAKARTA – Dua hari berlalu sejak peristiwa satu keluarga tewas tersengat listrik mesin pemanas (water heater) di perumahan elit Pulomas Barat, Jakarta Timur. Insiden yang menewaskan empat orang secara beruntun di dalam kamar mandi, dilaporkan terjadi pada Minggu, 20 Maret, sekitar pukul 16.30 WIB.

Merangkum pemberitaan, korban meninggal dunia atas nama Bernard Gunawan (37) suami, Novianti (29) istri, balita laki-laki berinisial EA (1) dan seorang baby sitter bernama Suratmi (51). Ke empatnya ditemukan tewas di dalam kamar mandi dalam kondisi saling menempel.

Petugas setelah mengevakuasi empat jasad dalam satu keluarga akibat kesetrum mesin pemanas air di rumah elit Pulomas Barat, Jaktim/ Foto: IST

Fauziah, asisten rumah tangga yang juga sebagai adik kandung Suratmi, mengatakan bahwa pada saat kejadian dirinya ada ruangan terpisah. Dia heran kondisi rumah sepi. Namun Suratmi kaget setelah melihat kamar mandi sudah ada empat orang menumpuk.

Lantaran panik, Fauziah menghubungi sekuriti setempat, sehingga diteruskan ke petugas kepolisian Polsek Pulogadung.

"(jasad korban) Masih di kamar mandi semua. Sudah dilepasin (korban saling menempel) oleh petugas. (korban) Dikamar mandi ada 4 orang," kata Fauziah.

Berdasarkan keterangan, malam itu juga jenazah dievakuasi dan segera dibawa ke rumah duka Heaven. Tapi tidak dengan Suratmi. Fauzi mengatakan bahwa jenazah kakaknya dibawa ke Wonogiri, Jawa Tengah, kampungnya.

Petugas saat mengevakuasi empat jasad satu keluarga akibat kesetrum mesin pemanas air di rumah elit Pulomas Barat, Jaktim/ Foto: IST

"(jenazah Suratmi) Mau dibawa pulang keluarga di Wonogiri, Jawa Tengah untuk dimakamkan. Kakak saya (pengasuh bayi), dia sudah kerja dua tahunan," ucap Fauziah.

Sementara itu, Kapolsek Pulogadung Kompol David menjelaskan, di rumah itu dihuni oleh lima orang yakni, Bernard, Novianti, AE, Suratmi dan seorang asisten rumah tangga (selamat).

Menurut keterangan saksi, sambung Kompol David, peristiwa bermula terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Sore itu, Novianti sedang memandikan putranya yang berinisial EA di dalam bak mandi.

"Tiba - tiba aliran listrik korslet. Dugaan awal, dari colokan shower pemanas heater yang menempel. Jadi (strum) terkena bayi dan sang ibu akhirnya (sempat) berteriak minta tolong," kata Kompol David kepada wartawan, Senin 21 Maret.

Kepolisian memberi garis polisi di rumah elit tempat kejadian perkara satu keluarga tewas kesetrum mesin pemanas air di Pulomas Barat/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI 

Kemudian, lanjut David, datang pengasuh bayi bernama Suratmi ke kamar mandi. Ternyata Novianti terkena setrum. Begitu pun dengan Suratmi juga terkena setrum listrik.

"Lalu sang suami (Bernard) yang sedang makan bergegas mendatangi anak dan istri yang sedang berada di kamar mandi. Bernard datang ke arah teriakan istri dan anaknya yang berada di kamar mandi," terang David.

"Di rumah itu ada 5 orang. Enggak lama kemudian, pembantu ini (Fauzi) ruangannya terpisah. Dia engga tau tapi dia mendengar suara teriakan. Dia mendatangi kamar mandi dan mendapati posisi para korban (4 orang) sudah tergeletak," beber Kompol David.

David juga mengatakan bahwa pemilik rumah tersebut adalah orang tua dari korban yang meninggal dunia.

"Jadi ini anaknya (korban) mau tinggal di situ, rumah baru direnovasi 2 bulan. Baru mau nempati." Papar David kepada VOI.

Kesaksian Warga Sekitar, Sebelum Dihuni Rumah Sudah Lama Kosong

Menurut salah satu sumber VOI di lokasi kejadian, rumah besar yang terletak di Jalan Pulomas Barat 12, No. 4, RT 003/10, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur itu, sebelumnya kosong, lama tak ditempati pemiliknya selama kurang lebih dua tahun.

"Sebelumnya kosong, hanya ada pembantunya sama tukang kebun, dua orang. (Pemilik rumah) rumahnya banyak," ujar saksi yang tak mau namanya disebut.

Kemudian, sambung saksi, Bernard mulai tinggal di rumah tersebut bersama keluarganya pada Januari 2022.

"Bernard tinggal dari Januari 2022. Kayaknya anak ketiga atau keempat gitu. Karena (warga yang tinggal di komplek ini) tertutup juga, engga bersosialisasi," ucapnya.

Menurut saksi, Bernard dikenal cukup ramah. Bahkan, ketika perayaan Imlek, Bernard sempat memberikan angpao kepada sekuriti di pos keamanan.

"Sempat datang ke pos waktu Imlek, ngasih angpao. Cukup ramah orangnya," ucap salah satu petugas kemanan kepada VOI di lokasi, Selasa 22 Maret.

Menurut petugas, luas area rumah tersebut kurang lebih 500 meter, dan kondisi bangunannya berbeda dari yang lain, petak-petak. Dan pembantunya tinggal terpisah dengan bangunan lainnya.

"Bangunannya banyak di dalam, berpetak - petak (rumah). Pembantunya (yang selamat) berada di rumah sampingnya tapi masih satu halaman," ucapnya.

Kepolisian memberi garis polisi di rumah elit tempat kejadian perkara satu keluarga tewas kesetrum mesin pemanas air di Pulomas Barat/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI 

Olah TKP

Setelah mengunggu dua hari atas kedukaan korban, kepolisian baru bisa melakukan olah TKP. Puslabfor Mabes Polri menemukan adanya Kebocoran arus listrik pada instalasi pemanas Air.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP pada Selasa 22 Maret, siang.

"Puslabfor telah datang untuk mengecek sumber dan bagaimana terjadinya korslet tersebut," kata Kombes Pol Budi kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa 22 Maret.

Kapolres memastikan bahwa empat korban tewas akibat tersengat listrik.

"Sudah dijelaskan memang meninggalnya karena korsleting listrik. Saksi yang sudah diperiksa ada dua. Dari keluarga dan pembantu yang ada pada terakhir saat melihat korban," jelas Kapolres.

Sementara Dantim Olah TKP Puslabfor Mabes Polri Kompol Karya mengatakan, dari hasil olah TKP, pihaknya menemukan barang bukti adanya arus yang bocor pada instalasi water heater (pemanas air)

"Di TKP kami menemukan barang bukti yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa sekeluarga meninggal karena tersetrum listrik. Kami temukan arus bocor pada instalasi water heater," kata Kompol Karya kepada wartawan.

Menurut Kompol Karya, dari instalasi itu seharusnya diteruskan ke saluran ke tanah. (tapi) Itu masuk instalasi sehingga masuk mengenai ke gagang yang di situ merupakan konduktor.

"Karena kondisi basah, sehingga bisa menimbulkan peristiwa tersebut. Barang bukti telah kami amankan, nanti kami lebih dalami dilaboratorium," ujarnya.