Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan perlindungan optimal dari penularan COVID-19 tetaplah dengan protokol kesehatan 3M.

Sebab meski capaian vaksinasi, baik dosis lengkap maupun vaksinasi dosis ketiga atau booster sudah tinggi, potensi peningkatan kasus di suatu negara tetap ada.

“Capaian vaksin booster yang tinggi, bila tidak dibersamai dengan pertahanan protokol kesehatan yang disiplin, maka potensi peningkatan kasus akan tetap ada,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Rabu, 23 Maret.

Saat ini, capaian vaksinasi booster di Indonesia sebesar 6,06 persen. Angka ini memang lebih rendah dari capaian rata-rata vaksinasi booster tingkat dunia sebesar 18,55 persen.

Namun, kata Wiku, sejumlah negara dengan capaian vaksinasi yang melebihi rata-rata dunia justru tengah mengalami peningkatan kasus.

Kelima negara yang tengah mengalami kenaikan kasus tersebut yakni Italia dengan capaian vaksinasi booster 63,6 persen, Jerman dengan 57,64 persen, Inggris dengan 56,59 persen, Vietnam dengan 44,88 persen, dan Thailand dengan capaian booster 31,54 persen.

Wiku mengungkapjan, 5 dari 15 negara dengan cakupan booster di atas angka dunia mengalami kenaikan kasus karena longgarnya penerapan protokol kesehatan. Negara tersebut juga tengah melakuka berbagai penyesuaian kebijakan seperti karantina.

“Berkaca pada hal tersebut, tentunya kita harus belajar untuk tetap mempertahankan disiplin protokol kesehatan, sembari tetap berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi booster,” katanya.

“Peningkatan pengawasan terhadap implementasi prokes di tempat-tempat umum juga penting untuk terus ditingkatkan,” imbuh Wiku.