JAKARTA - Dalam satu minggu ini, pertambahan kasus baru COVID-19 per hari selalu pada angka lebih dari 4.000. Kasus baru bertambah 4.176 pada Senin, 21 September, lalu 4.071 pada Selasa, 4.465 pada Rabu, dan 4.634 kasus pada hari ini.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut, kenaikan kasus secara nasional pada minggu ini menyumbang 8,4 persen.
"Jumlah kasus tertinggi berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 24 September.
Kemudian, penyumbang kasus tertinggi dari kenaikan kasus tertinggi selama seminggu ini yakni provinsi Jawa Barat, Banten, Sulsel, dan Papua.
Wiku menyebut, kenaikan kasus dapat terjadi karena beberapa hal. Pertama, memang masyarakat belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Hal ini, kata Wiku, diperburuk oleh faktor kedua yakni perilaku masyarakat yang masih sering berkerumun, sehingga meningkatkan risiko penularan.
"Seiring dengan jalannya waktu, kami melihat masyarakat semakin lengah abaikan protokol kesehatan. Masyarakat seolah tidak memiliki empati meski telah menyaksikan begitu banyak korban yang muncul setiap hari menjadi kasus positif COVID-19," jelas Wiku.
BACA JUGA:
Kemudian, Wiku melihat masih ada masyarakat yang takut melakukan tes swab ketika sudah memiliki gejala terjangkit COVID-19.
Wiku melihat adanya ketakutan atas biaya yang berpotensi tinggi dalam perawatan apabila positif COVID-19. Karenanya, Wiku mengimbau agar masyarakat tidak memandang negatif pada mereka yang positif COVID-19.
"Penyakit ini bukan penyakit yang memalukan. siapapun yang terkena COVID-19 harus kita bantu dan kita sembuhkan. Tidak usah khawatir terhadap biaya perawatan karena seluruhnya ditanggung pemerintah," jelas Wiku.