Bagikan:

BUKITTINGGI - Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Muhammad Jusuf Kalla meresmikan Masjid Tablighiyah Garegeh Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat 18 Maret.

Wakil Presiden dua kali itu, yakni ke-10 (2004-2009) dan ke-12 (2014-2019) mengulang kembali sejarah peresmian Masjid Tablighiyah pada 1970 saat diresmikan oleh Wapres RI pertama, Mohammad Hatta.

Turut hadir dalam peresmian pemakaian kembali masjid terbesar di Kota Bukittinggi itu Kapolda Sumbar, Gubernur Sumbar, Wali Kota Bukittinggi, mantan Kapuspen TNI Muhammad Fuad Basya yang juga sebagai tokoh adat setempat.

Jusuf Kalla mengapresiasi semangat warga Garegeh dan Bukittinggi umumnya yang telah bekerjasama membangun masjid megah yang berada di Jalan Lintas Bukittinggi-Payakumbuh itu.

"Saya menyampaikan penghargaan atas berdirinya Masjid Tablighiyah ini, sebagai seorang sumando urang Minang saya mempelajari pentingnya masjid atau surau bagi masyarakat Sumatera Barat untuk pusat kegiatan berbagai hal," katanya dikutip Antara.

Ia mengatakan masjid di berbagai daerah di Indonesia umumnya dibangun oleh kalangan masyarakat hingga kemerdekaan dalam beraktivitas di dalam masjid lebih terasa.

"Untuk itulah Dewan Masjid memberikan beberapa pengaturan penggunaannya, semua demi indahnya syariat Islam dan bukan untuk melemahkannya," katanya.

Ia menegaskan tugas memakmurkan masjid menurutnya bukan saja menjadi tanggung jawab Dewan Masjid Indonesia (DMI), tapi juga seluruh kalangan masyarakat.

"DMI mengurus 800 ribu masjid yang ada di seluruh Indonesia, tugas kita bersama tidak saja pengurus masjid untuk memakmurkannya, kita harus bangga dengan banyaknya masjid yang ada," kata Jusuf Kalla.

Selain meresmikan pemakaian pertama kalinya Masjid Tablighiyah yang kembali dibangun, Jusuf Kalla juga melakukan Shalat Jumat perdana di masjid itu.

Setelahnya dilakukan peletakan batu pertama Pusat Pendidikan Tablighiyah meliputi MDTA, Pondok Tahfidzh, TK Assalam dan Gedung Serbaguna Tablighiyah.

Pembangunan baru Masjid Tablighiyah Garegeh sudah menelan biaya sekitar Rp 24 miliar.

Panitia pembangunan masjid masih membutuhkan anggaran sekitar Rp 28 miliar lagi untuk kelanjutan pembangunan masjid yang nantinya dapat menampung sekitar 2.000 orang jamaah.